Reporter: Wafidashfa Cessarry | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga minyak mentah dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) bergerak naik pada perdagangan Rabu (3/12/2025).
Mengutip Trading Economics Rabu (3/12/2025) hingga pukul 17.53 WIB, minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) naik sekitar 1,49% - 1,51% ke kisaran US$ 59,5 per barel. Dan dalam sepekan, harga juga naik 1,3%.
Founder Traderindo.com, Wahyu Laksono, menilai kenaikan yang terlihat masih bersifat teknis dan tidak mencerminkan pemulihan tren. Ia menjelaskan, secara struktural minyak global justru berada dalam tren koreksi karena pertumbuhan suplai lebih cepat dibanding permintaan.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Lebih dari US$ 1 per Barel, Dipicu Aksi OPEC dan Serangan Ukraina
Wahyu menyoroti produksi non-OPEC, terutama minyak shale AS, yang meningkat ke rekor tertinggi, diikuti lemahnya permintaan dari China dan Eropa. JP Morgan juga mencatat kelebihan pasokan menekan harga sepanjang tahun ini.
Di sisi kebijakan, OPEC+ menunda kenaikan produksi hingga Maret 2026 yang memberi penahan sementara bagi harga. Namun Wahyu menilai langkah ini tidak menyelesaikan akar masalah. “Kebijakan OPEC+ saat ini adalah langkah stabilisasi sementara, bukan solusi permanen,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (3/12/2025).
Dari sisi geopolitik, ia menyebut risiko perang harga dapat meningkat jika OPEC+ terus menahan produksi namun pangsa pasar non-OPEC terus tumbuh. Sehingga, prospek jangka panjang masih rentan pelemahan.
Pengamat Ekonomi, Mata Uang, dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, menilai penguatan harga belakangan ini juga dipengaruhi faktor geopolitik dan data energi Amerika Serikat. “Hari ini harga minyak mentah dunia, terutama crude oil, mengalami kenaikan yang cukup signifikan di 59,282,” kata Ibrahim.
Ibrahim menambahkan, ada kemungkinan harga minyak mentah dunia, kemungkinan tembus di 61,622 dalam minggu ini.
Ibrahim menjelaskan kenaikan harga ditopang laporan American Petroleum Institute mengenai lonjakan persediaan minyak AS, ekspektasi penurunan suku bunga The Fed bulan Desember, serta ketegangan Rusia–Ukraina yang belum menemukan solusi. “Ini yang membuat harga minyak mentah dunia terus mengalami kenaikan,” tegasnya.
Baca Juga: Harga Minyak Melemah, Sentimen Geopolitik dan Kelebihan Suplai Menekan
Namun secara proyeksi, kedua narasumber sepakat ruang kenaikan minyak tetap terbatas. Wahyu memproyeksikan minyak mentah WTI di kisaran US$52–US$58 per barel, dengan kecenderungan melemah sejalan prediksi surplus suplai.
Sementara Ibrahim memperkirakan harga minyak mentah dunia hingga akhir tahun berada di level US$54 per barel.
Dengan demikian, meskipun minyak WTI sempat mencatat kenaikan, para analis memandang prospeknya masih rapuh dan bergantung sentimen geopolitik serta kebijakan produsen minyak besar.
Selanjutnya: IHSG Melemah Tipis 0,06% Rabu (3/12), Asing Net Buy Rp 70 Miliar
Menarik Dibaca: 8 Sayuran yang Bisa Bantu Menurunkan Kolesterol Tinggi, Konsumsi yuk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













