kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.897.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.290   90,00   0,56%
  • IDX 7.866   -32,47   -0,41%
  • KOMPAS100 1.108   -2,13   -0,19%
  • LQ45 815   -5,77   -0,70%
  • ISSI 266   0,33   0,12%
  • IDX30 422   -2,30   -0,54%
  • IDXHIDIV20 487   -0,35   -0,07%
  • IDX80 123   -0,16   -0,13%
  • IDXV30 129   2,18   1,73%
  • IDXQ30 136   -0,29   -0,21%

Harga Minyak WTI Diproyeksi Terus Turun Hingga Akhir 2025, Ini Sentimennya


Selasa, 19 Agustus 2025 / 13:19 WIB
Harga Minyak WTI Diproyeksi Terus Turun Hingga Akhir 2025, Ini Sentimennya
ILUSTRASI. Harga minyak mentah, khususnya jenis WTI, diproyeksi terus melemah hingga akhir tahun 2025, karena kebijakan OPEC+


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) atau minyak acuan masih terlihat terkoreksi selama sepekan. Kebijakan OPEC+ dan komentar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjadi salah satu pemicu pelemahan harga minyak. 

Berdasarkan Trading Economics, pada Selasa (19/8/2025) pukul 13.07 WIB, harga minyak WTI ada di level US$ 63,096 per barel atau turun 0,51% secara harian. Ini membuat harga minyak juga terkoreksi 0,39% dalam sepekan.

Founder Traderindo.com Wahyu Laksono mengatakan, penurunan harga minyak WTI merupakan kelanjutan dari tren penurunan yang didorong oleh kekhawatiran pasokan dan permintaan global.

Salah satunya, kebijakan OPEC+ terbaru yang mendorong peningkatan produksi minyak global.

Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi Tipis, Investor Menimbang Prospek Gencatan Senjata Ukraina

“Khususnya pada pertemuan 3 Agustus 2025, menunjukkan percepatan pengembalian pemotongan produksi sukarela,” ujarnya kepada Kontan, Senin (18/8/2025).

Dengan ini, delapan negara OPEC+, yakni Arab Saudi, Rusia, Irak, UEA, Kuwait, Kazakhstan, Aljazair, dan Oman, telah sepakat untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 548.000 barel per hari pada Agustus 2025.

Wahyu mencermati, langkah ini merupakan bagian dari rencana yang lebih besar untuk secara bertahap mengembalikan pemotongan sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari yang dimulai April 2025. 

Dengan begitu, peningkatan pasokan ini, di tengah kekhawatiran permintaan, menciptakan tekanan jual pada harga.

Wahyu memperkirakan prospek harga minyak global hingga akhir 2025 cenderung bearish atau setidaknya stabil, seiring kelebihan pasokan yang signifikan.

Dus, hingga akhir tahun ia menaksir harga minyak global ada di kisaran US$ 57 – US$ 65 per barel.

Selanjutnya: Ethereum Diproyeksi Tembus US$ 6.000, Solana US$ 520 dan Cardano US$ 1,5 di Tahun Ini

Menarik Dibaca: 3 Tips Diet Jihyo TWICE yang Efektif Turunkan Berat Badan hingga 10 Kg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×