kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.897.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.290   90,00   0,56%
  • IDX 7.863   -35,43   -0,45%
  • KOMPAS100 1.108   -2,58   -0,23%
  • LQ45 815   -5,83   -0,71%
  • ISSI 266   0,14   0,05%
  • IDX30 422   -2,47   -0,58%
  • IDXHIDIV20 487   -0,56   -0,11%
  • IDX80 123   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 129   2,56   2,02%
  • IDXQ30 136   -0,45   -0,33%

Harga Minyak Terkoreksi Tipis, Investor Menimbang Prospek Gencatan Senjata Ukraina


Selasa, 19 Agustus 2025 / 07:45 WIB
Harga Minyak Terkoreksi Tipis, Investor Menimbang Prospek Gencatan Senjata Ukraina
ILUSTRASI. Harga minyak terkoreksi tipis namun stabil di kisaran US$ 63 per barel, karena para pedagang mempertimbangkan prospek gencatan senjata di Ukraina.. REUTERS/Todd Korol


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak terkoreksi pada perdagangan Selasa (19/8/2025) pagi. Pukul 07.37 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman September 2025 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 63,28 per barel, turun 0,22% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 63,42 per barel.

Harga minyak terkoreksi tipis namun stabil di kisaran US$ 63 per barel, karena para pedagang mempertimbangkan prospek gencatan senjata di Ukraina.

Mengutip Bloomberg, Presiden AS Donald Trump mendorong pertemuan puncak antara Vladimir Putin dan Volodymyr Zelenskiy setelah serangkaian pembicaraan tingkat tinggi.

Trump menelepon Presiden Rusia dan mendesak untuk memulai membuat rencana pertemuan tatap muka dengan Zelenskiy setelah berdiskusi dengan pemimpin Ukraina tersebut pada Senin (18/8/2025) di Gedung Putih.

Baca Juga: Harga Minyak Menguat, Fokus Investor Tertuju pada Pertemuan Trump-Zelinsky

Perundingan yang diupayakan untuk mengakhiri perang Ukraina ini menimbulkan ketidakpastian pasar, namun harga minyak masih lebih rendah pada tahun ini karena kekhawatiran tentang dampak kebijakan perdagangan AS dan prospek kelebihan pasokan karena OPEC+ meningkatkan produksi.

"Harga minyak mentah mungkin akan berada dalam pola penahanan," kata Vandana Hari, pendiri firma analisis pasar minyak Vanda Insights Singapura seperti dikutip Bloomberg.

"Jalan menuju penyelesaian konflik telah terbuka, tetapi bisa jadi masih panjang." 

Sementara itu, investor mencermati langkah-langkah gencatan senjata yang akan mempengaruhi sanksi. Trump baru-baru ini meningkatkan sanksi terhadap India karena membeli minyak mentah Rusia.

Selanjutnya: Warren Buffett Buktikan Hidup Frugal Bisa Bikin Tajir

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Paling Murah Sejagat 16-23 Agustus 2025, Cadburry Jadi Rp 9.900

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×