Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak terkoreksi pada perdagangan Jumat (6/12) pagi. Pukul 06.12 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2025 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 68,30 per barel, turun 0,35% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 68,54 per barel.
Harga minyak terkoreksi pagi ini, melanjutkan penurunan pada Kamis (5/12) karena investor mempertimbangkan prospek pasokan yang melimpah tahun depan. OPEC+ juga memutuskan untuk menunda rencana peningkatan produksi hingga April 2025.
Mengutip Reuters, OPEC+ semula berencana untuk mulai menghentikan pemangkasan produksi mulai Oktober 2024, tetapi permintaan global yang melambat dan produksi yang meningkat di luar kelompok tersebut memaksanya untuk menunda rencana tersebut pada beberapa kesempatan.
Baca Juga: Wamen ESDM Minta Pertamina Tingkatkan Produksi Minyak Hingga 480 Ribu Barel per Hari
"Ada pertanyaan yang muncul dalam pertemuan tersebut mengenai apakah ada kohesi atau tidak (di antara OPEC+), mereka pasti keluar dari persatuan ini tetapi ini juga menunjukkan lanskap pasokan yang menantang yang mereka hadapi saat mencoba menopang pasar ini," kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.
Penghentian bertahap pemotongan 2,2 juta barel per hari (bph) akan dimulai dari April mendatang dengan peningkatan bulanan sebesar 138.000 bph, menurut perhitungan Reuters, dan berlangsung selama 18 bulan hingga September 2026.
OPEC+ memompa sekitar setengah dari minyak dunia.
"Sinyal keseluruhan ke pasar bersifat konstruktif dan kemungkinan akan mencegah penurunan harga dalam jangka pendek," kata kepala pasar komoditas minyak global Rystad Energy, Mukesh Sahdev, dalam sebuah catatan pada hari Kamis.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Tipis Rabu (4/12), Jelang Keputusan OPEC+
Namun, analis menunjuk pada prospek pasokan yang cukup untuk tahun 2025 sebagai penyeimbang dukungan dari keputusan OPEC+ hari Kamis.
"Pasar menghadapi surplus, tidak ada kekurangan minyak dan tidak ada tanda-tanda yang jelas tentang apa yang diharapkan di masa depan untuk menaikkan harga," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News