kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Turun, Brent di Bawah US$100 Dipicu Lockdown di China


Selasa, 12 April 2022 / 05:47 WIB
Harga Minyak Turun, Brent di Bawah US$100 Dipicu Lockdown di China
ILUSTRASI. Kilang minyak


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun pada Senin (11/4). Jatuh ke level terendah sejak Februari dan membangun penurunan dua minggu berturut-turut karena penguncian di China memicu kekhawatiran permintaan.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 4,18% untuk mengakhiri sesi di level US$98,48 per barel, yang pertama menetap di bawah US$100 sejak 16 Maret.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 4,04% menjadi menetap di level US$94,29. Selama sesi, kontrak harga minyak diperdagangkan serendah US$92,93, harga yang tidak terlihat sejak 25 Februari.

"Penyebaran Covid-19 di China adalah item paling bearish yang mempengaruhi pasar," kata Andy Lipow, presiden di Lipow Oil Associates.

Baca Juga: Minyak Jatuh di Bawah US$ 100, Tertekan Rencana Rekor Rilis Cadangan dan Covid China

“Jika [Covid-19] menyebar ke seluruh China yang mengakibatkan sejumlah besar penguncian, dampaknya pada pasar minyak bisa sangat besar.”

China adalah importir minyak terbesar di dunia dan wilayah Shanghai mengonsumsi sekitar 4% dari minyak mentah negara itu, menurut Lipow.

Potensi pukulan terhadap permintaan datang karena sisi penawaran telah menjadi yang terdepan dan utama mengingat peran Rusia sebagai produsen dan eksportir minyak dan gas utama.

Pekan lalu, Badan Energi Internasional mengumumkan bahwa negara-negara anggotanya akan melepaskan 120 juta barel dari cadangan darurat, di mana 60 juta barel akan berasal dari AS.

Pengumuman tersebut menyusul pemerintahan Biden yang mengatakan akan melepaskan 180 juta barel dari Cadangan Minyak Strategis dalam waktu dekat. upaya menekan kenaikan harga.

Asal tahu, minyak WTI turun 1% minggu lalu dan minyak Brent turun 1,5%, dengan kedua kontrak membukukan minggu negatif keempat dalam lima terakhir.

Baca Juga: Permintaan Makin Tinggi, Harga Gas Alam Lanjutkan Reli

Harga minyak telah naik roller-coaster sejak Rusia menginvasi Ukraina. Minyak WTI sempat diperdagangkan setinggi US$130,50 pada 7 Maret, level tertinggi sejak Juli 2008. Kontrak minyak WTI telah jatuh hampir 30% sejak itu. Sementara minyak Brent melonjak ke US$139,13 pada bulan Maret.

Bagian dari langkah ini adalah berkat kekhawatiran tentang apa arti gangguan dalam pasokan Rusia bagi pasar yang sudah ketat. IEA sebelumnya memperkirakan bahwa tiga juta barel per hari produksi minyak Rusia terancam.

Para pedagang juga mengaitkan perubahan liar minyak dengan pelaku pasar non-energi yang bertukar kontrak sebagai cara untuk melakukan lindung nilai terhadap inflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×