Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak ditutup menguat pada hari Jumat, didukung oleh data ekonomi bullish dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Namun, dalam sepekan harga masih tertekan oleh kenaikan kasus virus corona di India.
Jumat (23/4), harga mentah Brent untuk kontrak pengiriman Juni 2021 naik 77 sen atau 1,1% menjadi US$ 66,11 per barel.
Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juni 2021 juga menguat 1,2% ke level US$ 62,14 per barel.
Namun, untuk minggu ini, kedua harga minyak mentah patokan itu turun sekitar 1%. Harga minyak terseret kembali munculnya infeksi virus corona di India dan Jepang, importir minyak terbesar ketiga dan keempat di dunia.
"Konsolidasi harga ini mengikuti kenaikan harga empat bulan yang kuat yang sebagian besar didasarkan pada kemajuan vaksinasi di AS yang memaksa beberapa revisi naik dalam gagasan permintaan global sepanjang tahun ini," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.
Data Indeks Manajer Pembelian (PMI) zona Euro untuk bulan April menunjukkan pemulihan yang lebih kuat dari perkiraan dan lebih banyak negara Eropa mulai mengurangi penguncian virus corona. Prancis mengatakan, sekolah akan dibuka kembali pada hari Senin.
Baca Juga: Tertekan di akhir pekan, harga emas spot naik tipis di minggu lalu
Data AS ditambahkan ke prospek optimis; jumlah orang AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah 13 bulan minggu lalu.
"PMI di seluruh Eropa benar-benar keluar dari grafik, terutama setelah laporan pengangguran yang kuat di AS," kata John Kilduff, partner di Again Capital LLC di New York.
Pengilang AS Valero mengatakan, permintaan bensin dan solar berada pada 93% dan 100% dari tingkat pra-pandemi.
Aktivitas minyak internasional harus meningkat hingga akhir tahun ini dan seterusnya, kata bos tertinggi Schlumberger NV Olivier Le Peuch.
Perusahaan energi AS memangkas jumlah rig minyak yang beroperasi untuk pertama kalinya sejak Maret. Jumlah rig yang aktif kini berjumlah 438, turun 1 rig dari minggu sebelumnya, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co.
Sebelum minggu ini, pengebor menambahkan rig selama lima minggu berturut-turut dan telah naik 80% sejak jatuh ke rekor terendah 244 pada Agustus 2020.
Kekhawatiran permintaan minyak membebani karena kasus virus corona India melonjak ke rekor tertinggi.
Beberapa negara, termasuk Australia, Inggris, Kanada, dan Uni Emirat Arab telah melarang atau menghentikan penerbangan dari India.
Jepang juga baru saja mengumumkan penguncian baru di Tokyo, Osaka dan dua prefektur lainnya pada hari Jumat.
Selanjutnya: Jepang umumkan keadaan darurat Covid-19, KBRI Tokyo imbau WNI tak mudik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News