Sumber: Reuters,Bloomberg | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Minyak mentah terus menguat pada perdagangan hari ini. Dukungan bagi harga emas hitam ini datang dari ekspektasi stimulus ekonomi Amerika Serikat (AS) dan rebound dalam permintaan minyak dari Asia karena ekonomi dibuka kembali.
Mengutip Bloomberg, Selasa (11/8) pukul 10.15 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Oktober 2020 di ICE Futures naik 20 sen atau 0,4% ke US$ 45,19 per barel.
Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate kontrak pengiriman September 2020 di Nymex naik 29 sen, atau 0,7% menjadi US$ 42,23 per barel.
Baca Juga: Harga minyak mentah lanjutkan penguatan di tengah optimisme Saudi Aramco
"Minyak mentah naik di tengah tanda-tanda langkah stimulus lebih lanjut," kata ekonom ANZ dalam sebuah catatan kepada Reuters.
"Anggota parlemen AS melanjutkan negosiasi tentang paket ekonomi bantuan virus besar-besaran dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan ada area di mana kompromi dimungkinkan dan kesepakatan yang adil dapat disepakati. Sentimen juga didorong oleh komentar dari Saudi Aramco bahwa permintaan meningkat," lanjutnya.
Harga minyak memang mendapat dukungan setelah Presiden AS Donald Trump men-tweet bahwa Partai Demokrat di Kongres ingin bertemu dengannya untuk bantuan ekonomi terkait virus corona.
Pembicaraan antara Demokrat dan pemerintahan Trump macet di pekan lalu.
Selain itu, angin segar yang dihenbuskan CEO Saudi Aramco Amin Nasser masih terasa. Nasser mengatakan, dia melihat permintaan minyak rebound di Asia karena ekonomi secara bertahap terbuka.
Deflasi pabrik China mereda pada Juli, didorong oleh kenaikan harga minyak global dan aktivitas industri naik kembali ke level sebelum virus korona, menambah tanda-tanda pemulihan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Baca Juga: Harga minyak mentah ditutup naik lebih dari 1%, data pabrik China jadi penopang
Irak juga kembali menegaskan akan memangkas produksi minyaknya sebanyak 400.000 barel per hari pada Agustus dan September untuk mengkompensasi kelebihan produksi dalam tiga bulan terakhir.
Langkah tersebut akan membantunya memenuhi bagian pemotongannya oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+.
Perusahaan energi telah mulai mengambil kembali jutaan barel minyak dari cadangan darurat pemerintah AS setelah menyewa penyimpanan di fasilitas tersebut untuk membantu mengelola kelebihan minyak mentah musim semi ini setelah permintaan energi runtuh selama penguncian COVID-19, situs web Departemen Energi menunjukkan pada hari Senin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News