kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Harga minyak tergelincir dari level tertinggi 2019


Jumat, 22 Maret 2019 / 07:51 WIB
Harga minyak tergelincir dari level tertinggi 2019


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melorot dari kisaran tertinggi tahun 2019. Jumat (22/3) pukul 7.35 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2019 di New York Mercantile Exchange stagnan di level US$ 59,98 per barel dari hari kemarin. 

Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini turun 0,41% pada perdagangan kemarin, setelah menyentuh level US$ 60 per barel dan merupakan level tertinggi sejak 13 November 2018.

Harga minyak brent untuk pengiriman Mei 2019 di ICE Futures turun ke US$ 67,79 per barel. Harga minyak acuan internasional ini turun 1,04% dalam dua hari terakhir setelah menyentuh level tertinggi sejak 12 November 2018.

"Pasar komoditas minyak sedikit ragu-ragu pada level saat ini," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group kepada Reuters.

Pergerakan harga minyak menjelang akhir pekan ini cenderung datar akibat sepinya data perminyakan. Alhasil, pasar menunggu angka jumlah rig beroperasi di AS yang akan dirilis nanti malam, sebagai indikator produksi minyak.

Harga minyak juga menunggu kelanjutan negosiasi dagang antara AS dan China sebagai sinyal permintaan minyak. Selama ini, kenaikan harga minyak terdongkrak oleh pembatasan pasokan oleh OPEC+. Pembatasan produksi OPEC ini terjadi di tengah kenaikan produksi minyak AS yang mencapai rekor 12,1 juta barel per hari pekan lalu.

Persediaan minyak AS menurun tajam pada pekan lalu akibat kenaikan ekspor. AS menjatuhkan sanksi kepada dua anggota OPEC, yakni Venezuela dan Iran sehingga ekspor minyak kedua negara ini merosot. "Ekspor Venezuela ke AS sudah tidak ada lagi setelah sanksi dijatuhkan oleh pemerintah AS awal tahun ini," ungkap ANZ dalam riset.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×