kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.880.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.260   50,00   0,31%
  • IDX 6.928   30,28   0,44%
  • KOMPAS100 1.008   6,44   0,64%
  • LQ45 773   2,07   0,27%
  • ISSI 227   2,98   1,33%
  • IDX30 399   1,47   0,37%
  • IDXHIDIV20 462   0,59   0,13%
  • IDX80 113   0,62   0,55%
  • IDXV30 114   1,38   1,22%
  • IDXQ30 129   0,27   0,21%

Harga minyak sumringah sambut data penjualan AS


Rabu, 26 Juni 2013 / 07:24 WIB
Harga minyak sumringah sambut data penjualan AS
ILUSTRASI. Pelemahan rupiah ini diprediksi akan berlanjut pada perdagangan Selasa (18/1)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

NEW YORK. Harga minyak mentah West Texas Intermediate(WTI) naik untuk hari kedua setelah kinerja penjualan produk tahan lama Amerika Serikat (AS) bulan Mei, naik melebihi perkiraan. Menurut Bloomberg, kenaikan harga terjadi saat persediaan minyak mentah AS turun.

"Kenaikan penjualan produk tahan lama di atas perkiraan menandakan adanya perbaikan ekonomi,”  kata Gene McGillian, analis dan broker di Tradition Energy di Stamford, Connecticut. Menurut McGillian, dengan data itu, dimungkinkan permintaan minyak naik dan mendorong harga lebih tinggi.

WTI pengiriman Agustus tercatat US$ 95,32 per barel, di New York Mercantile Exchange. Volume perdagangan di bursa berjangka diperdagangkan 36% lebih tinggi dari rata-rata 100-hari pada pukul 16:54 waktu setempat.

Sementara itu, kontrak minyak bulan Agustus naik 3 sen menjadi US$ 95,21 pada pukul 16:42 waktu setempat. Sementara itu, harga minyak Brent pengiriman Agustus naik 10 sen menjadi US$ 101,26 per barel di ICE Futures Europe Exchange, di London.

Volume minyak yang diperdagangkan adalah 27% di bawah rata-rata 100 hari. "Harga stabil selama beberapa hari terakhir," kata John Kilduff, partner di Again Capital LLC. BP Plc  menyebutkan, AS merupakan konsumen minyak terbesar dunia, yang menyumbang seperlima dari permintaan global tahun lalu.

Sementara itu, Goldman Sachs Group Inc melaporkan, akan ada kenaikan permintaan minyak di semester kedua tahun ini karena pertumbuhan ekonomi terus membaik. "Permintaan global naik," kata Stefan Wieler, analis komoditas Goldman Sachs di New York. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×