kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.608.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.175   100,00   0,61%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

Harga minyak sulit beranjak dari level US$ 65 sebarel


Senin, 11 Juni 2018 / 10:28 WIB
Harga minyak sulit beranjak dari level US$ 65 sebarel
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Dupla Kartini | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak sulit beranjak dari kisaran US$ 65 sebarel pada awal pekan ini. Pasar tertekan lantaran sinyal peningkatan produksi minyak di Amerika Serikat dan Rusia.

Mengutip Bloomberg, Senin (11/6), harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli di Nymex turun 0,19% menjadi US$ 65,61 per barel pada pukul 10.20 waktu Tokyo.

Jumat lalu, minyak WTI ditutup turun 0,1%, sehingga menggiring minyak terkoreksi dua pekan berturut-turut.

Data Baker Hughes yang dirilis Jumat, menunjukkan jumlah rig yang dioperasikan perusahaan pengeboran di AS bertambah satu unit menjadi 862 per pekan lalu. Ini jumlah tertinggi sejak Maret 2015, sehingga mengindikasikan AS terus mengerek produksi minyak.

Tak hanya AS, menurut data Interfax, Rusia juga telah menggenjot produksi minyak menjadi 11,1 juta barel per hari pada pekan pertama Juni. Ini di atas level kesepakatan dengan OPEC dan produsen lain.

Tekanan terhadap harga minyak sudah terjadi sejak pekan lalu. Arab Saudi dan Rusia memberi sinyal bahwa mereka siap untuk meningkatkan produksi pada semester kedua tahun ini. Mereka ingin mengimbangi potensi gangguan produksi di Iran dan Venezuela.
Spekulasi terus bergejolak apakah OPEC dan sekutunya pada pertemuan di Wina akhir bulan ini akan sepakat mengurangi besaran pemangkasan produksi di tengah meningkatnya produksi minyak AS. 

"Invesor mengambil sikap wait and see sampai pertemuan OPEC. Sementara, pertumbuhan produksi di AS menimbulkan kekhawatiran surplus dan kemungkinan akan terus membebani harga WTI," kata Jun Inoue, ekonom senor Mizuho Research Institude Ltd, seperti dilansir Bloomberg, Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×