kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Harga minyak stagnan di US$ 65 jelang rapat OPEC


Jumat, 08 Juni 2018 / 22:05 WIB
Harga minyak stagnan di US$ 65 jelang rapat OPEC
ILUSTRASI. Logo OPEC


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak konsolidasi stagnan di US$ 65 per barel jelang menunggu hasil rapat Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada 22 Juni 2018.

Mengutip Bloomberg, Jumat (8/6) pukul 19:45 harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2018 di Nymex-AS turun tipis 0,39% ke level US$ 65,69 per barel. Sementara itu, selama sepekan harga minyak WTI stagnan dan cenderung turun sebesar 0,18%.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan saat ini harga minyak stagnan di sekitar US$ 65 per barel karena pelaku pasar wait and see menanti hasil rapat Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada 22 Juni 2018.

"Ada berita berkembang anggota OPEC dan non-OPEC akan menaikkan produksi minyak untuk mengimbangi turunnya pasokan dari Iran dan Venezuela," kata Faisyal.

Sementara, menurut Analis PT Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar, jika hasil keputusan OPEC sepakat untuk memperpanjang pemangkasan produksi minyak tanpa menambah besaran pemangkasan minyak maka hal itu tidak akan membuat harga minyak naik signifikan. Saat ini yang ditunggu pelaku pasar adalah peningkatan besaran kewajiban pemangkasan produksi, misalnya dari yang 1,8 juta barel per hari menjadi 2 juta barel per hari.

Deddy memperkirkan pelaku pasar mulai aktif masuk ke pasar minyak setelah rapat OPEC berlangsung. Selama menunggu rapat tersebut harga minyak diproyeksi konsolidasi di rentang US$ 64 per barel hingga US$ 67 per barel.

Deddy menganalisis harga minyak di bawah MA 50 tetapi masih berada di atas MA 100 dan 200. Indikator tersebut menandakan harga minyak masih berpotensi melemah untuk jangka panjang dan jangka pendek berpotensi koreksi. Stochastic berada di area 43 menandangkan harga cenderung melemah. RSI berada di area 40 juga menandakan harga melemah. MACD berada di area negatif juga menandakan harga melemah.

Deddy memproyeksikan harga minyak di Senin (11/6) berada dikisaran US$ 66,30-US$ 65,00. Sedangkan harga minyak sepekan depan berada di US$ 64,00-US$ 67,33.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×