kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Rebound 3%, WTI Kembali ke Atas US$ 100 Per Barel di Pagi Ini (6/7)


Rabu, 06 Juli 2022 / 08:17 WIB
Harga Minyak Rebound 3%, WTI Kembali ke Atas US$ 100 Per Barel di Pagi Ini (6/7)
ILUSTRASI. Harga Minyak mentah kembali memanas usai ambles 9% di sesi sebelumnya


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Minyak mentah rebound dan melesat hampir 3% di awal perdagangan hari ini. Kali ini, fokus investor kembali ke kekhawatiran pasokan bahkan ketika kekhawatiran tentang resesi meningkat.

Rabu (6/7), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2022 naik US$ 2,82 atau 2,7% menjadi US$ 105,59 per barel. Di sesi sebelumnya, Brent jatuh 9,5% dan jadi penurunan harian terbesar sejak Maret 2022.

Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2022 naik US$ 2,46 atau 2,4% menjadi US$ 101,95 per barel. Di sesi sebelumnya, WTI ditutup di bawah US$ 100 untuk pertama kalinya sejak akhir April 2022.

"Hari ini adalah semacam reset. Tidak diragukan lagi ada short cover dan pemburu barang murah datang," kata John Kilduff, Partner di Again Capital LLC.

"Cerita mendasar tentang keketatan global masih ada. Aksi jual itu pasti berlebihan," tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan bahwa industri minyak "dikepung" karena kurangnya investasi selama bertahun-tahun. Selain itu, dia menambahkan,  kekurangan pasokan sebenarnya dapat dikurangi jika pasokan tambahan dari Iran dan Venezuela diizinkan.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Ditutup Anjlok 9%, WTI Kembali ke Bawah US$ 100 Per Barel

Mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev juga memperingatkan bahwa proposal yang dilaporkan dari Jepang untuk membatasi harga minyak Rusia di sekitar setengah dari level saat ini akan menyebabkan lebih sedikit minyak di pasar dan mendorong harga minyak di atas US$ 300-US$ 400 per barel.

Di sisi lain, pemerintah Norwegia pada Selasa melakukan intervensi untuk mengakhiri pemogokan di sektor perminyakan yang telah memangkas produksi minyak dan gas, kata seorang pemimpin serikat pekerja dan kementerian tenaga kerja, mengakhiri kebuntuan yang dapat memperburuk krisis energi Eropa.

Pada hari Sabtu, pemogokan akan memotong ekspor gas harian sebesar 1.117.000 barel setara minyak (boe), atau 56% dari ekspor gas harian. Sementara 341.000 barel minyak akan hilang, kata pengusaha Norwegian Oil and Gas (NOG).

Baca Juga: PM Sri Lanka: Sri Lanka Sekarang Menjadi Negara Bangkrut, Inilah Kenyataannya

Kekhawatiran tentang resesi, bagaimanapun, telah membebani pasar. Dengan beberapa perkiraan awal, ekonomi terbesar dunia mungkin telah menyusut dalam tiga bulan dari April hingga Juni. Itu akan menjadi kontraksi kuartal kedua berturut-turut, yang dianggap sebagai definisi dari resesi teknis.

Lebih banyak bank sentral G10 menaikkan suku bunga pada bulan Juni daripada di bulan mana pun selama setidaknya dua dekade, perhitungan Reuters menunjukkan. Dengan inflasi pada level tertinggi selama beberapa dekade, laju pengetatan kebijakan diperkirakan tidak akan berhenti pada paruh kedua tahun 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×