kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak naik, OPEC berencana pangkas produksi lagi


Senin, 20 Mei 2019 / 15:59 WIB
Harga minyak naik, OPEC berencana pangkas produksi lagi


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah memanasnya hubungan di Timur Tengah yang melibatkan Iran, Arab Saudi, serta Amerika Serikat (AS), harga minyak tampaknya masih berpotensi untuk tertopang naik setelah adanya outlook kebijakan produksi dari Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).

Senin (20/5) pukul 15.35 WIB, harga minyak west texas intemediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2019 di New York Mercantile Exchange naik 1,08% ke US$ 63,44 per barel dari harga penutupan kemarin di level US$ 62,76 per barel.

Mengutip Bloomberg (20/5), Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan bahwa pihaknya akan menyarankan kepada anggota OPEC+ untuk tetap melakukan program pemangkasan produksi.

Dirinya memang tidak menyarankan pemangkasan secara agresif, namun hal tersebut masih dirasa perlu untuk dilakukan hingga terlihat sudah dalam batas normal sesuai dengan kebutuhan global.

Asal tahu saja, program pemangkasan yang dilakukan OPEC+ yang sudah berjalan sejak 1 Januari 2019 membuat produksi berkurang hingga 1,2 juta barel per hari. Program ini direncanakan berakhir pada bulan Juni. 

Oleh sebab itu, pada bulan Juni mendatang OPEC akan bertemu kembali untuk memberikan keputusan program produksi selanjutnya.

Analis Monex Investindi Futures, Dini Nurhadi Yasyi mengatakan peluang penguatan harga minyak selanjutnya perlu menembus konsisten di atas US$ 63,90 per barel sebelum harga mengincar area resistance selanjutnya di US$ 64,40 per barel. 

Sementara, support terdekat di US$ 63,10 dan selama bergerak di atas level tersebut, harga minyak cenderung bergerak naik pada hari ini.

Dini dalam analisisnya, Senin (20/5) meramal harga minyak pada perdagangan selanjutnya bakal berkutat di level support US$ 63,10, US$ 62,60 dan US$ 62,20 per barel. Sementara level resistance antara US$ 63,90, US$ 64,40, dan US$ 64,90 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×