kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Minyak Naik Karena Ekspektasi Permintaan Bahan Bakar


Selasa, 25 Juni 2024 / 07:31 WIB
Harga Minyak Naik Karena Ekspektasi Permintaan Bahan Bakar
ILUSTRASI. Harga minyak naik dalam dua hari, didorong oleh prospek kuatnya musim panas yang mendorong permintaan.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik dalam dua hari, didorong oleh prospek kuatnya musim panas yang mendorong permintaan. Selain itu, ketegangan di Timur Tengah dan serangan drone terhadap kilang Rusia menyebabkan kekhawatiran tentang pasokan.

Pelonggaran dolar AS menambah kekuatan harga minyak mentah.

Selasa (25/6) pukul 7.25 WIB, harga minyak WTI kontrak Agustus 2024 di Nymex menguat 0,15% ke US$ 81,75 per barel setelah kemarin menguat 1,11%. Sedangkan harga minyak Brent kontrak Agustus 2024 di ICE Futures menguat tipis ke US$ 86,09 per barel dari US$ 86,01 per barel. Kemarin, harga minyak acuan internasional ini menguat 0,90%.

Kedua benchmark tersebut menguat sekitar 3% minggu lalu untuk kenaikan mingguan kedua berturut-turut.

"Alasan utama yang mendasari penguatan harga adalah meningkatnya keyakinan bahwa persediaan minyak global pasti akan anjlok selama musim panas di belahan bumi utara," kata Tamas Varga dari pialang minyak PVM kepada Reuters. Dia mengacu pada permintaan musiman terhadap produk minyak.

Baca Juga: Harga BBM Hari Ini Juni 2024, Pertalite, Pertamax, Shell, BP Apakah Berubah?

"Setelah penurunan besar dalam persediaan minyak mentah dan bensin AS pada minggu lalu, para pelaku pasar menunggu untuk melihat apakah laporan yang dirilis pada hari Rabu akan memberikan bukti lebih lanjut tentang permintaan bensin yang kuat dan berkelanjutan," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.

Yawger menambahkan bahwa pasar kendaraan listrik yang berkembang mengikis pangsa pasar transportasi berbahan bakar bensin.

Reli yang didorong oleh bahan bakar bisa berkurang dalam beberapa minggu mendatang karena inflasi menggerogoti belanja perjalanan musim panas, kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates. “Kami masih memperkirakan penurunan permintaan yang signifikan bulan depan terutama dengan kenaikan harga ritel baru-baru ini yang semakin membatasi rencana liburan,” kata Ritterbusch.

Risiko geopolitik di Timur Tengah dan peningkatan serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap kilang-kilang Rusia juga mendukung harga minyak.

Negara-negara Uni Eropa pada hari Senin menyetujui paket sanksi baru terhadap Rusia atas perangnya di Ukraina. Sanksi ini termasuk larangan memuat ulang gas alam cair (LNG) Rusia di UE untuk pengiriman lebih lanjut ke negara-negara ketiga.

Baca Juga: Harga Minyak Naik Tipis Senin (24/6) Sore, Brent ke US$85,46 dan WTI ke US$80,92

Pelonggaran mata uang AS membuat komoditas dalam mata uang dolar seperti minyak lebih menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Dolar melemah dari level tertingginya dalam delapan minggu karena para pedagang kembali waspada untuk melakukan intervensi guna mendukung yen setelah mata uang Jepang menari di level 160 per dolar.

Indeks dolar, yang mengukur kinerja terhadap enam mata uang utama, telah naik pada hari Jumat dan sedikit naik pada hari Senin setelah data menunjukkan aktivitas bisnis AS berada pada level tertinggi dalam 26 bulan pada bulan Juni.

Di Ekuador, perusahaan minyak negara Petroecuador telah menyatakan force majeure pada pengiriman minyak mentah berat Napo untuk ekspor setelah penutupan jaringan pipa dan sumur minyak karena hujan lebat, kata sumber pada hari Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×