Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kembali naik pada perdagangan Rabu (29/5) pagi. Pukul 06.06 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2024 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 80,27 per barel, naik 0,55% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 79,83 per barel.
Mengutip Reuters, harga minyak naik didukung ekspektasi bahwa OPEC+ akan kembali memperpanjang pembatasan pasokan minyak mentah pada pertemuan 2 Juni mendatang. Selain itu, kenaikan harga minyak juga disokong oleh dimulainya musim mengemudi di musim panas AS.
Pertemuan anggota OPEC+ akan digelar secara online pada Minggu (2/6), dimana para analis dan para trader memperkirakan OPEC+ akan melanjutkan pengurangan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil Selasa (28/5) Sore, Brent ke US$83,23 dan WTI ke US$78,9
"Kami memperkirakan OPEC+ akan memperpanjang pengurangan produksi saat ini, setidaknya selama tiga bulan lagi," kata analis UBS dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.
“Tindak lanjut kenaikan minggu ini difasilitasi oleh melemahnya dolar secara signifikan dan berkembangnya konsensus bahwa OPEC+ akan memperpanjang pengurangan produksi pada pertemuan akhir pekan mendatang,” kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates.
Dolar tergelincir 0,1% ke level terendah lebih dari satu minggu.
Investor akan mencermati data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti AS, yang merupakan ukuran inflasi utama untuk Federal Reserve, yang akan dirilis pada hari Jumat.
"Meskipun suasana cerah terlihat dalam dua hari terakhir, kekhawatiran suku bunga akan bertindak sebagai (rem) terhadap upaya lebih lanjut untuk membuat harga minyak lebih tinggi dalam waktu dekat," kata Tamas Varga dari broker PVM.
Baca Juga: Harga Minyak Naik, Jelang Rilis data Inflasi AS Pekan Ini
Data dari perusahaan analisis penerbangan OAG menunjukkan, jumlah kursi penerbangan domestik AS pada bulan Mei naik 5% secara bulanan dan hampir 6% secara tahunan menjadi sedikit di atas 90 juta. Data tersebut melampaui level tahun 2019. Data perjalanan udara ini juga membantu mendorong harga minyak.
Bob Yawger dari Bank Mizuho menambahkan, berlanjutnya konflik di Timur Tengah juga membantu meningkatkan harga minyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News