kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.869   11,00   0,07%
  • IDX 7.303   107,83   1,50%
  • KOMPAS100 1.122   17,21   1,56%
  • LQ45 893   16,28   1,86%
  • ISSI 223   2,00   0,91%
  • IDX30 457   8,66   1,93%
  • IDXHIDIV20 551   11,40   2,11%
  • IDX80 129   1,83   1,44%
  • IDXV30 137   2,38   1,77%
  • IDXQ30 152   3,03   2,03%

Harga minyak merambat turun dari level tertinggi


Rabu, 23 Mei 2018 / 07:23 WIB
Harga minyak merambat turun dari level tertinggi
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak merambat turun dalam dua hari perdagangan. Rabu (23/5) pukul 7.07 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2018 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 72,19 per barel.

Kemarin, harga minyak WTI berada di US$ 72,20 per barel, turun 0,2% jika dibandingkan dengan hari sebelumnya US$ 72,35 per barel yang merupakan level tertinggi tahun ini.

Sementara harga minyak brent hingga perdagangan kemarin justru mencetak harga penutupan tertinggi tahun ini pada US$ 79,57 per barel. Harga minyak acuan untuk pengiriman Juli 2018 di ICE Futures ini menguat 0,44% daripada Senin pekan ini. Pada pagi ini, harga minyak brent terkoreksi tipis ke US$ 79,51 per barel.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan ketidakpuasannya atas negosiasi dagang AS-China. Dia mengatakan, akan tetap membuka negosiasi lebih lanjut.

Phil Flynn, analis Price Futures Group mengatakan, perdagangan akan positif bagi permintaan komoditas energi. "Jika terjadi perang dagang, pertumbuhan ekonomi akan melambat," kata Flynn kepada Reuters.

Trump mengatakan, pertemuan dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un kemungkinan tidak akan terealisasi pada 12 Juni mengingat keengganan Kim untuk menghentikan program nuklir.

Masih dari AS, Negeri Paman Sam ini menerapkan sanksi baru bagi Venezuela setelah pemilihan umum hari Minggu yang mengukuhkan kemenangan Presiden Nicolas Maduro. Analis menilai, sanksi baru ini akan makin menekan pasokan minyak.

Apalagi, Senin pekan ini AS mengubah tuntutan bagi Iran, dari menghentikan program nuklir menjadi menarik diri dari perang sipil Suriah. Jika tidak, AS akan menjalankan sanksi ekonomi bagi Iran.

Venezuela dan Iran merupakan anggota OPEC. Organisasi negara-negara pengekspor minyak ini telah menekan produksi sejak Januari 2017 untuk mengurangi kelebihan pasokan sejak 2014. OPEC kemungkinan akan menaikkan produksi minyak bulan depan jika ada kemerosotan pasokan dari Iran dan Venezuela.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×