kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Mentah Turun, Simak Sentimen yang Membayanginya


Selasa, 29 November 2022 / 09:55 WIB
Harga Minyak Mentah Turun, Simak Sentimen yang Membayanginya
ILUSTRASI. Harga minyak mentah dalam tren koreksi


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah masih dalam tren melemah walau terlihat mulai bangkit. Namun, tekanan yang berasal dari China masih membebani harga minyak.

Mengutip Bloomberg, Selasa (29/11) pukul 09.30 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman Januari 2023 naik tipis ke US$ 83,42 per barel. Di hari sebelumnya, Brent ditutup melemah 0,5% ke US$ 83,19 per barel.

Sejalan, harga minyak jenis WTI tercatat berada di level US$ 77,38 per barel. Namun, dalam sebulan terakhir WTI sudah anjlok 10%.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, penurunan harga minyak di awal pekan ini disebabkan oleh protes yang meluas di China atas kebijakan ketat nol-Covid. Hal tersebut memberikan sentimen negatif bagi prospek permintaan minyak, mengingat China merupakan importir minyak mentah utama.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Turun Makin Dalam

Harga minyak juga tertekan oleh laporan bahwa Amerika Serikat (AS) memberikan lisensi kepada Chevron Corp untuk melanjutkan produksi minyak di Venezuela. Meningkatnya kekhawatiran terhadap resesi global juga menjadi sentimen negatif bagi pasar energi.

Sementara itu, pedagang terus memantau perkembangan seputar rencana negara-negara ekonomi maju yang tergabung dalam Group of Seven (G7) untuk m

Memberlakukan batasan harga pada minyak Rusia. "Meskipun begitu, batasan harga yang diperkirakan tetap tinggi meredakan kekhawatiran bahwa Rusia akan membalas dengan memangkas pasokan," kata Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (28/11)

Untuk ke depannya, pelaku pasar akan tetap memerhatikan perkembangan Covid-19 di China. Pasalnya, sebagai importir utama perkembangan di negara ini akan mempengaruhi prospek harga minyak mentah ke depannya.

Investor juga tetap berhati-hati menjelang pertemuan OPEC+ pada 4 Desember 2022. Kelompok negara-negara produsen utama minyak diperkirakan akan menjaga pasokan tetap ketat.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Turun US$2 per Barel, Gara-Gara Aksi Protes Covid-19 di China

Sutopo memprediksi, harga minyak  pada akhir tahun 2022 akan tetap stabil, bergerak di bawah atau ke US$ 100 per barel. Ia meyakini kartel minyak dalam OPEC+ akan berbuat lebih untuk mempertahankan harga, baik dengan pemangkasan produksi ataupun mencari pasar baru.

"Intinya, OPEC+ bertujuan untuk mempertahankan harga minyak setinggi mungkin bagi para anggotanya sambil menyeimbangkan fundamental penawaran dan permintaan di seluruh dunia," ucap Sutopo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×