kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Mentah Turun Makin Dalam


Senin, 28 November 2022 / 19:25 WIB
Harga Minyak Mentah Turun Makin Dalam
ILUSTRASI. Dalam lima hari terakhir, harga minyak WTI turun 7,74%.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia turun semakin dalam. Berdasarkan data barchart.com, harga minyak WTI kontrak pengiriman dengan volume terbanyak, yakni Januari 2023 berada di level US$ 73,84 per barel pada Senin (28/11) pukul 18.05 WIB.

Dalam lima hari terakhir, harga minyak WTI turun 7,74%. Dalam sebulan terakhir, harga minyak WTI merosot lebih dari 13% dibanding level sebelumnya di sekitar US$ 86 per barel.

Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, penurunan harga minyak mentah yang terjadi belakangan ini dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap turunnya permintaan dari China akibat peningkatan kasus Covid-19 di negara tersebut. Kenaikan kasus ini membuat pemerintah memberlakukan lockdown yang pada akhirnya membatasi aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat.

Sampai dengan akhir tahun 2022, perkembangan kasus Covid-19 di China serta kebijakan penanganannya masih akan menjadi sentimen yang memengaruhi pergerakan harga minyak mentah. Sikap OPEC+ dalam menyikapi penurunan harga minyak ini juga akan menjadi perhatian pasar.

Baca Juga: Ada Dampak Lanjutan Kenaikan Harga BBM, Inflasi November Diprediksi Capai 0,17%

Menurut Lukman, sangat besar kemungkinan OPEC+ akan kembali memangkas produksi apabila harga minyak mentah di bawah US$ 70 per barel. "Di harga itu pun, Amerika Serikat akan membeli banyak untuk mengisi cadangan strategis mereka yang turun besar setahun terakhir," kata Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (28/11).

Lukman memprediksi, harga minyak mentah di akhir 2022 idealnya ada di kisaran US$ 75-US$ 80 per barel. Sementara pada tahun 2023, harga minyak mentah diprediksi berada di rentang U$$ 70-US$ 80 per barel, cenderung tertekan tapi tidak jauh dari level sekarang.

Kebijakan zero-Covid di China, potensi perlambatan ekonomi global, dan perkembangan perang Rusia-Ukraina masih akan menjadi sentimen yang memengaruhi pergerakan harga minyak mentah. Selebihnya tergantung pada kebijakan produksi OPEC+.

"Saya memprediksi produksi OPEC+ tahun 2023 masih akan seimbang, yakni di kisaran 100 juta-101 juta barel per hari, kecuali kalau permintaan dari China ada penurunan besar akibat lockdown," ucap Lukman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×