kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga Minyak Mentah Turun 1% karena Dolar AS Menguat, Senin (17/4)


Senin, 17 April 2023 / 22:51 WIB
Harga Minyak Mentah Turun 1% karena Dolar AS Menguat, Senin (17/4)
ILUSTRASI. Harga minyak mentah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah berbalik lebih rendah pada perdagangan Senin (17/4). Dolar Amerika Serikat (AS) menguat dan investor mempertimbangkan kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed bulan Mei, yang dapat meredam harapan pemulihan ekonomi.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 97 sen atau 1,1% menjadi US$85,34 per barel pada pukul 11:14 EDT (1514 GMT). Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun US$1,04 atau 1,3% menjadi US$81,48 per barel.

Kedua kontrak minyak mentah membukukan kenaikan mingguan keempat berturut-turut minggu lalu, rekor terpanjang sejak pertengahan 2022.

Dolar AS telah menguat bersamaan dengan kenaikan suku bunga, membuat minyak berdenominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Indeks dolar naik sekitar 0,65% pada hari Senin.

"Dolar sedikit lebih kuat dan tampaknya memberi sedikit tekanan pada minyak di sini," kata analis Price Futures Group Phil Flynn.

Baca Juga: Harga Minyak Turun Tipis Pada Senin (17/4) Pagi Setelah Menguat 4 Pekan

Pedagang bertaruh The Fed akan menaikkan suku bunga pinjaman pada bulan Mei sebesar seperempat persentase poin lagi dan telah mendorong ekspektasi penurunan suku bunga akhir tahun ini, seperti yang biasanya terjadi dalam perlambatan.

Sementara itu, rilis data produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama China pada pukul 02.00 GMT pada hari Selasa diperkirakan akan positif untuk harga komoditas.

Badan Energi Internasional (IEA) diprediksi akan memperhitungkan sebagian besar pertumbuhan permintaan tahun 2023.

Namun, IEA juga memperingatkan dalam laporan bulanannya bahwa pengurangan produksi yang diumumkan oleh produsen OPEC+ berisiko memperburuk defisit pasokan minyak yang diperkirakan terjadi pada paruh kedua tahun ini dan dapat merugikan konsumen dan pemulihan ekonomi global.

Pengetatan pasokan lebih lanjut, ekspor minyak dari Irak utara ke pelabuhan Turki Ceyhan tetap terhenti hampir tiga minggu setelah kasus arbitrase memutuskan Ankara berutang kompensasi Bagdad untuk ekspor yang tidak sah.

Di Arab Saudi, ekspor minyak mentah pada Februari turun menjadi 7,455 juta barel per hari dari 7,658 juta barel per hari pada Januari, data resmi menunjukkan pada Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×