Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak merosot karena kekhawatiran tentang seberapa cepat permintaan bahan bakar akan pulih setelah sejumlah negara melakukan pelonggaran penguncian. Tekanan bagi emas hitam semakin bertambah karena ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China terkait Hong Kong kian panas.
Mengutip Bloomberg, Rabu (27/5) pukul 13.15 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak pengiriman Juli 2020 di ICE Futures turun 26 sen, atau 0,7%, menjadi US$ 35,91 per barel.
Setali tiga uang, harga minyak berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juli 2020 turun 52 sen atar 1,5% ke level US$ 33,83 per barel.
Baca Juga: Harga minyak turun setelah mencapai ke level tertinggi dalam dua bulan
Harga minyak sebenarnya sudah perkasa dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini berkat pemangkasan produksi yang dilakukan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OEC) dan produsen sekutu termasuk Rusia, yang tergabung dalam OPEC+.
Terbaru, OPEC+ telah memangkas produksinya hingga hampir 10 juta barel per hari pada Mei-Juni untuk menopang harga. Hal ini dilakukan setelah permintaan bahan bakar anjlok akibat kebijakan lockdown yang dilakukan untuk mengendalikan pandemi virus corona.
Optimisme terhadap lonjakan permintaan minyak kian kuat. Tetapi para analis juga memperingkatkan tentang pemulihan yang masih rapuh untuk saat ini.
"Perkiraan awal menunjukkan permintaan bensin turun sebanyak 30% dari tahun lalu karena saat ini masyarakat lebih banyak tinggal di rumah," kata ANZ Research dalam sebuah catatan.
Beberapa analis dan perbankan ada yang cukup optimistis bahwa pasar minyak akan seimbang paling cepat bulan Juni mendatang. "Tetapi itu bisa terlalu optimis," menurut Eurasia Group.
Ada risiko signifikan bahwa wabah dan lockdown dapat dilakukan secara berulang. "Bahkan tanpa adanya pendemi, kini beberapa pembatasan, terutama pada penerbangan, akan tetap berlaku," jelas Eurasia Group.
Masih karena permintaan AS meningkat, namun perlahan-lahan, ada tanda-tanda bahwa persediaan menurun. Persediaan minyak mentah AS diperkirakan turun untuk minggu ketiga pekan lalu, menurut jajak pendapat Reuters dari para analis.
Baca Juga: Produksi minyak global dipangkas, begini proyeksi harga minyak WTI
Tetapi penguatan lanjutan minyak kini mendapat sentimen negatif dari ketegangan yang meningkat atas undang-undang keamanan nasional yang diusulkan China di Hong Kong. Polisi anti huru hara dikerahkan di sekitar Dewan Legislatif kota ketika para aktivis menyerukan protes terhadap RUU tersebut.
Hukum keamanan yang diusulkan Beijing akan mengurangi status hukum terpisah wilayah itu. Parlemen China diperkirakan akan menyetujuinya pada hari Kamis.
Memburuknya hubungan antara dua ekonomi terbesar di dunia dapat semakin menghambat aktivitas bisnis global, yang sudah berada di bawah tekanan kuat karena pandemi virus corona.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News