kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi minyak global dipangkas, begini proyeksi harga minyak WTI


Selasa, 26 Mei 2020 / 19:39 WIB
Produksi minyak global dipangkas, begini proyeksi harga minyak WTI
ILUSTRASI. Harga minyak WTI diproyeksi terus menguat


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren positif yang menyelimuti minyak dunia diprediksi berlanjut, paling tidak hingga sepekan ke depan. Lihat saja, Selasa (26/5) pukul 18.00 WIB, harga minyak WTI berada di level US$ 34,11 per barel atau menguat 2,59%.

Kenaikan harga minyak WTI tidak terlepas dari efektifnya pemangkasan produksi ditambah dengan pulihnya permintaan minyak dunia. Hal ini seiring dengan kembalinya aktivitas ekonomi setelah kebijakan lockdown di beberapa negara dilonggarkan.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menyebut ada potensi tren positif ini terus berlanjut. Pasalnya, salah satu sentimen negatif yakni ketegangan Amerika Serikat - China tidak diindahkan pasar dengan berhasilnya minyak dunia menguat hari ini. Sementara dari segi permintaan, ia menilai masih akan terus bertambah.

Baca Juga: Jumlah rig aktif AS turun, harga minyak WTI melonjak 2,59% ke US$ 34,11 per barel

“Permintaan akan terus bertambah dengan semakin banyak negara yang sudah mulai melonggarkan kebijakan lockdown. Sementara dari segi produksi masih akan konsisten dikurangi sehingga secara mingguan minyak dunia ada potensi ada penguatan walau terbatas,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Selasa (26/5).

Sementara analis Monex Investindo Futures Faisyal juga berpendapat yang sama saja. Hanya saja ia menggarisbawahi ketegangan AS - China yang melibatkan Hongkong patut diwaspadai karena sewaktu-waktu bisa kembali menekan harga minyak WTI.

“Sejauh ini Presiden Donald Trump belum mengeluarkan pernyataan, jika Trump sampai mengeluarkan statemen negatif dan memicu ketegangan kembali memanas, harga minyak dunia bisa terancam mengalami penurunan,” jelas Faisyal.

Faisyal menambahkan, pada awal Juni mendatang OPEC+ rencananya akan kembali mengadakan pertemuan. Menurutnya, jika pertemuan tersebut menyepakati untuk mempertahankan pemangkasan produksi yang sudah berlangsung saat ini, minyak dunia akan kembali mendapatkan katalis positif.

Jika hal tersebut terjadi, Faisyal menghitung harga minyak WTI pada semester I-2020 bisa mencapai level US$ 40 per barel. Namun jika keadaan justru berbalik dan fundamental minyak dunia kembali kurang baik, besar kemungkinan minyak WTI akan jatuh ke US$ 25 per barel.

Baca Juga: Produksi minyak mentah dipangkas, harga Brent naik 2,1% dan WTI terbang 3,6%

Baik Faisyal dan Ibrahim sama-sama meyakini bahwa situasi new normal yang mulai banyak segera berlaku akan membuat fundamental minyak dunia lebih baik, khususnya pada semester II-2020 mendatang. Dengan pengurangan produksi saat ini, ditambah pulihnya permintaan, ia memproyeksikan harga minyak WTI bisa melejit ke US$ 50 - US$ 55 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×