kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak mentah stabil di atas US$ 68 per barel


Senin, 27 Agustus 2018 / 19:04 WIB
Harga minyak mentah stabil di atas US$ 68 per barel
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia masih terus menguji kekuatan. Pasca terkoreksi hingga menyentuh level US$ 65 per barel di awal pekan lalu, harga minyak west texas intermediate (WTI) hari ini, Senin (27/8), bertahan di atas US$ 68 per barel. Kendati demikian, harga minyak diproyeksi belum memiliki topangan kuat untuk melaju lebih tinggi lagi.

Mengutip Bloomberg, hari ini pukul 17.40 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Oktober 2018 di New York Mercantile Exchange (Nymex) berada di posisi US$ 68,44 per barel. Harga terkoreksi 0,41% dari posisi harga akhir pekan lalu yang ditutup pada level US$ 68,72. Dalam sepekan, harga minyak WTI berhasil mencatat kenaikan 4,62%.

Analis Global Kapital Investama Nizar Hilmy menjelaskan, kembalinya harga minyak ke atas level US$ 68 per barel ditopang oleh sejumlah sentimen positif. Persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang dirilis oleh Energy Information Administration (EIA) pekan lalu tercatat turun 5,8 juta barel.

Baker Hughs juga mengumumkan berkurangnya jumlah rig pengebor minyak di AS sebanyak 9 rig menjadi 860 rig sepanjang pekan lalu. Ini merupakan penurunan jumlah rig terdrastis AS sejak 2016 lalu.

Selanjutnya, harga minyak juga mengambil momentum koreksi dollar AS. "Perundingan dagang antara AS dan China sempat meredam kekhawatiran pasar, tapi sayangnya tidak ada progress dari pertemuan itu," kata Nizar, Senin (27/8).

Nizar menilai, satu-satunya penopang terkuat harga minyak saat ini ialah sentimen sanksi AS terhadap Iran. Seperti yang diketahui, mulai November, AS akan menjatuhkan sanksi terhadap ekspor minyak mentah Iran. Para analis memproyeksi, produksi minyak mentah harian Iran bisa merosot hingga 1 juta barel per hari dari jumlah pengiriman harian normalnya yang sebesar 2,5 juta barel per hari.

Di luar kekhawatiran pasar terhadap kondisi suplai minyak global di tengah sanksi AS ke Iran, minyak tak mempunyai banyak katalis positif. "Selama isu perang dagang AS dan China masih bergulir, kenaikan harga minyak mentah akan tertahan. Belum lagi, dollar AS juga kemungkinan besar masih akan menguat sampai akhir tahun," ujar Nizar.

Dalam jangka pendek, Nizar melihat tren harga minyak mentah masih sulit berubah. Menurutnya, potensi berkurangnya produksi Iran masih menopang harga minyak WTI dengan support US$ 64 per barel. Namun, kenaikan harga yang signifikan masih bergantung pada perkembangan isu dagang serta data produksi minyak mentah AS.

Adapun, perkembangan perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) antara AS dan Meksiko, dinilai Nizar, tidak akan berdampak langsung ke pergerakan harga minyak mentah. "Pelaku pasar masih lebih menyorot perkembangan kesepakatan dagang antara AS dan China karena dampaknya ke pertumbuhan ekonomi dunia akan lebih besar," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×