Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
Sebelumnya, harga minyak berjangka mendapat tekanan dari data impor minyak mentah China bulan Mei yang turun 14,6% secara tahunan (yoy).
Harga minyak mentah telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, dengan Brent naik hampir 40% di tahun ini dan WTI bahkan lebih tinggi karena ekspektasi permintaan kembali di beberapa negara yang sukses menggelar vaksinasi Covid-19.
Pengekangan pasokan oleh OPEC+ juga telah menopang harga minyak mentah ini.
Energy Information Administration (EIA) mengungkapkan, produksi minyak mentah AS diperkirakan turun 230.000 barel per hari (bph) pada 2021 menjadi 11,08 juta barel per hari. Proyeksi penurunan ini sebenarnya lebih kecil dari perkiraan bulan lalu.
Baca Juga: Harga minyak WTI gagal bertahan di level US$ 70 per barel, ini penyebabnya
Persediaan minyak mentah AS turun 2,1 juta barel pekan lalu, kata dua sumber pasar setelah perhitungan dari American Petroleum Institute (API). Persediaan bensin naik 2 juta barel dan stok sulingan naik 3,8 juta barel.
"Lingkungan fundamental di pasar minyak tetap menguntungkan dengan permintaan bahan bakar pulih dengan kuat tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di Eropa setelah pencabutan (sebagian) pembatasan," kata Commerzbank.
Namun, beberapa investor masih mempertanyakan lintasan pemulihan permintaan. Misalnya, beberapa orang meragukan Inggris, salah satu negara yang paling banyak divaksinasi di dunia, akan mencabut semua pembatasan seperti yang direncanakan sebelumnya pada 21 Juni.
Selanjutnya: Wall Street ditutup stagnan, investor ritel masih berburu saham meme
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
