Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak sedikit naik pada hari Rabu karena investor terus memantau situasi di Laut Merah setelah serangan baru-baru ini oleh militan Houthi Yaman yang berpihak pada Iran.
Rabu (20/12) pukul 14.30 WIB, harga minyak mentah berjangka Brent naik 23 sen atau 0,3% menjadi US$ 79,46 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 30 sen atau 0,4% menjadi US$ 74,24 per barel.
Harga minyak acuan naik lebih dari 1% pada hari Selasa di tengah kegelisahan atas gangguan perdagangan global dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah, menyusul serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Amerika Serikat (AS) kemarin meluncurkan satuan tugas untuk menjaga perdagangan Laut Merah ketika serangan militan Yaman memaksa perusahaan pelayaran besar untuk mengubah rute. Serangan ini memicu kekhawatiran akan gangguan berkelanjutan terhadap perdagangan global.
Baca Juga: Serangan di Laut Merah Bisa Bikin Harga Minyak Meroket
“Sejauh ini, misi angkatan laut yang dipimpin AS untuk memitigasi serangan Houthi telah gagal meredakan kekhawatiran luas mengenai jalur aman melalui Laut Merah, dan kapal induk utama masih memilih untuk menghindari di tengah ketegangan tersebut,” kata Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di IG kepada Reuters.
Kelompok Houthi bersumpah untuk menentang misi angkatan laut pimpinan AS dan terus menargetkan pengiriman Laut Merah untuk mendukung gerakan Hamas yang berkuasa di wilayah Palestina di Gaza.
Sekitar 12% lalu lintas pelayaran dunia melewati Laut Merah dan Terusan Suez. Namun, dampaknya terhadap pasokan minyak sejauh ini terbatas, kata para analis. Karena sebagian besar minyak mentah Timur Tengah diekspor melalui Selat Hormuz.
Departemen Energi AS mengatakan bahwa AS membeli 2,1 juta barel minyak mentah untuk pengiriman pada bulan Februari, sehingga total pembelian menjadi sekitar 11 juta barel karena AS terus mengisi Cadangan Minyak Strategis (SPR) setelah penjualan terbesar dalam sejarah tahun lalu.
Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Naik 1%, di Tengah Kekhawatiran Pengiriman di Laut Merah
Persediaan minyak mentah dan bahan bakar AS juga meningkat pekan lalu, kata beberapa sumber, mengutip data dari American Petroleum Institute. Angka ini berlawanan dengan ekspektasi para analis mengenai penurunan stok minyak mentah dalam jajak pendapat Reuters.
Badan Informasi Energi AS (EIA) akan mempublikasikan data resmi saham AS pada pukul 10:30 pagi waktu setempat pada hari Rabu.
S&P Global Commodity Insights mengatakan, AS memproduksi lebih banyak minyak dibandingkan negara mana pun dalam sejarah, memimpin pertumbuhan pasokan non-OPEC+ yang kuat dan mampu memenuhi peningkatan permintaan global pada tahun 2024.
Total produksi cairan AS pada kuartal keempat mencapai 21,4 juta barel per hari (bpd), dimana 13,3 juta barel per hari adalah minyak mentah dan kondensat, menurut laporan S&P Global Commodity.
“Amerika Serikat tidak hanya memproduksi minyak lebih banyak dibandingkan negara mana pun dalam sejarah, namun jumlah minyak (minyak mentah, produk olahan, dan cairan gas alam) yang diekspornya mendekati total produksi Arab Saudi atau Rusia,” Jim Burkhard, kata wakil presiden di S&P Global dalam sebuah catatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News