kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga Minyak Melanjutkan Kenaikan ke Level Tertinggi Setahun Lebih


Senin, 04 September 2023 / 14:37 WIB
Harga Minyak Melanjutkan Kenaikan ke Level Tertinggi Setahun Lebih
ILUSTRASI. Penguatan harga minyak didukung oleh ekspektasi bahwa produsen minyak utama akan membatasi pasokan.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik tipis pada hari Senin. Penguatan harga minyak didukung oleh ekspektasi bahwa produsen minyak utama akan membatasi pasokan. Harga minyak juga disokong meningkatnya harapan bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tidak berubah untuk menghindari penurunan perekonomian Amerika Serikat (AS).

Senin (4/9) pukul 14.27 WIB, harga minyak mentah Brent berjangka November naik tipis 0,05% menjadi US$ 88,60 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berjangka bulan Oktober naik tipis 0,05% menjadi US$85,59 per barel.

Harga minyak WTI mencapai level tertinggi sejak akhir Juni 2022 atau dalam lebih dari 14 bulan terakhir. Sedangkan harga minyak Brent mencapai level tertinggi sejak akhir Agustus 2022 atau lebih dari setahun terakhir.

“Harga minyak mentah terutama didorong oleh antisipasi pengurangan pasokan tambahan dari negara-negara penghasil minyak utama, Rusia dan Arab Saudi,” kata Sugandha Sachdeva, wakil presiden eksekutif dan kepala strategi di Acme Investment Advisors kepada Reuters.

Baca Juga: Harga Minyak Naik pada Senin (4/9) Pagi, Brent ke US$88,72 dan WTI ke US$85,80

Namun, Sachdeva mencatat bahwa peningkatan produksi minyak AS yang stabil dapat membatasi kenaikan harga yang signifikan lebih lanjut.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak pada hari Kamis mengatakan bahwa Rusia telah sepakat dengan mitranya di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengenai parameter pengurangan ekspor yang berkelanjutan. Pengumuman resmi dengan rincian rencana pemotongan diperkirakan akan diumumkan pada minggu ini.

Rusia telah mengatakan akan memangkas ekspor sebesar 300.000 barel per hari (bph) pada bulan September, menyusul pemotongan 500.000 bph pada bulan Agustus. Arab Saudi juga diperkirakan akan melanjutkan pemotongan sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga bulan Oktober.

Berbicara pada konferensi APPEC di Singapura pada hari Senin, Kepala eksekutif Vitol Russell Hardy mengatakan pasar minyak mentah global akan menjadi tidak terlalu ketat dalam enam hingga delapan minggu ke depan karena pemeliharaan kilang. Tetapi pasokan minyak mentah masam dengan kandungan sulfur lebih tinggi, akan tetap terbatas.

“Karena pemotongan OPEC+, tidak ada pasokan yang cukup (minyak mentah asam) untuk semua kilang kompleks di India, Kuwait, Jizan, Oman, dan Tiongkok,” kata Hardy.

Baca Juga: Harga Sejumlah Komoditas Pangan Mulai Melonjak, Alarm Bagi Inflasi

Di AS, pertumbuhan lapangan kerja memperoleh momentum pada bulan Agustus. Tetapi tingkat pengangguran meningkat menjadi 3,8% dan kenaikan upah melambat. Data terbaru ini menunjukkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja mulai melambat dan memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan semakin melemahkan perekonomian dengan menaikkan suku bunga. tarif bulan ini.

Sementara itu di Tiongkok, aktivitas manufaktur secara tak terduga meningkat pada bulan Agustus, seperti yang ditunjukkan oleh data survei PMI manufaktur Caixin. Peningkatan aktivitas manufaktur mengurangi pesimisme terhadap kesehatan ekonomi negara importir minyak terbesar di dunia tersebut.

Serangkaian langkah stimulus ekonomi yang diumumkan oleh pemerintah China pekan lalu, seperti penurunan suku bunga deposito di beberapa bank milik negara terbesar di negara tersebut dan pelonggaran aturan peminjaman bagi pembeli rumah, juga telah mendukung harga.

Namun, para investor terus menunggu langkah-langkah yang lebih substansial untuk menopang sektor properti yang terpuruk. Penurunan sektor properti menjadi salah satu hambatan utama bagi perekonomian Tiongkok sejak bangkit dari pandemi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×