kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak masih fluktuatif, Blok Rokan diharapkan mendukung kinerja Elnusa (ELSA)


Jumat, 23 April 2021 / 08:15 WIB
Harga minyak masih fluktuatif, Blok Rokan diharapkan mendukung kinerja Elnusa (ELSA)


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah di tahun ini diproyeksikan akan lebih tinggi daripada tahun lalu. Kinerja keuangan PT Elnusa Tbk (ELSA) bisa tersokong naik jika harga minyak naik.

Namun, analis melihat beragam tantangan masih akan menghadang usaha ELSA dalam menumbuhkan kinerja di tahun ini. Pelemahan ekonomi di sepanjang tahun lalu akibat pandemi Covid-19 serta penurunan harga minyak global membuat pendapatan ELSA turut menurun sebesar 7,8% year on year (yoy) menjadi Rp 7,7 triliun. Perolehan laba bersih juga ikut menurun 30% yoy menjadi Rp 249,08 miliar. 

Kini pemulihan ekonomi mulai berjalan di beberapa negara. Harga minyak mentah dunia juga mulai beranjak naik. Berdasarkan Bloomberg, Kamis (22/4), harga minyak WTI kontrak Juni 2021 berada di US$ 60 per barel. Sebagai perbandingan, harga minyak di akhir tahun lalu di US$ 48 per barel. 

Dengan harga minyak di tahun ini yang sudah berada di atas rata-rata harga minyak di tahun lalu, analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan pertumbuhan kinerja ELSA berpotensi lebih baik di tahun ini. "Harga minyak dalam tren naik, minimal kinerja ELSA kembali tumbuh seperti kinerja di 2019 karena saat ini harga minyak kembali beraa di kisaran saat di 2019," kata Sukarno, Kamis (22/4). 

Baca Juga: Anak usaha Elnusa (ELSA) groundbreaking fuel terminal di Indragiri Hilir

Namun, Edward Tanuwijaya, analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia mengatakan dalam risetnya laju kenaikan harga minyak di tahun ini masih akan menghadapi beragam tantangan. Salah satunya dari sikap organisasi negara-ngara pengeskpor minyak (OPEC+) yang cenderung percaya diri pada pertumbuhan ekonomi global.

Optimisme  tersebut membuat OPEC+ setuju untuk secara bertahap menaikkan produksi minyak mulai dari Mei hingga Juli. Bahkan, Arab Saudi juga berpotensi melonggarkan pemangkasan produksi sukarela mereka mulai Mei mendatang. 

Selain itu, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro juga masih membatasi pertumbuhan volume hilir. "Konsumsi bahan bakar diproyeksikan turun 8% di bawah tingkat pra pandemi selama masih ada PPKM," kata Edward. 

Baca Juga: PT Elnusa Tbk (ELSA) Mengerjakan Kontrak Seismik dari Induk Usaha

Sementara, Edward mengindikasikan volume permintaan bahan bakar transportasi darat untuk ELSA menurun 10% yoy hingga Februari 2021. Baru di semester kedua 2021 Edward memproyeksikan pertumbuhan volume hilir naik 10% yoy. 

Sukarno menambahkan distribusi vaksin yang lebih luas bisa membuat permintaan konsumsi bahan bakar meningkat kembali siring kembali normalnya aktivitas mobilitas masyarakat. 

Di segmen hulu, Edward mengamati hingga saat ini ELSA masih terhambat dalam menyelesaikan proyek survei seismik di area terbuka Jambi-Merang. Proyek yang tertunda penyelesaiannya ini Edward proyeksikan bisa menciptakan kerugian yang tercermin di kuartal pertama 2021. Sementara manajemen mengatakan hingga Februari ELSA mengantongi kontrak baru sebanyak Rp 5,2 triliun dari hulu ke hilir. 

Guna menyokong kinerja, ELSA tengah menguatkan sinergi dengan induk usaha PT Pertamina melalui proyek Blok Rokan. Jika tidak ada aral melintang, Blok Rokan sudah bisa ELSA kelola di Agustus mendatang. "Beroperasinya Blok Rokan akan berdampak terhadap pertumbuhan bisnis yang menarik dan kinerja ELSA bisa tumbuh," kata Sukarno. 

Baca Juga: Elnusa (ELSA) bukukan kontrak Rp 5,2 triliun di awal tahun 2021

Edward juga mengatakan transfer Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina bisa meningkatkan kinerja hulu ELSA di akhir kuartal ketiga 2021 dan seterusnya. 

Secara keseluruhan, Sukarno optimistis pendapatan ELSA berpotensi tumbuh. Manajemen menargetkan pendapatan bisa di atas Rp 7 triliun dengan laba bersih di atas Rp 200 miliar. Menurut Sukarno target manajemen bisa tercapai karena tahun lalu sudah berhasil catatkan kinerja di sekitar angka tersebut. 

Harga saham ELSA sejak tiga bulan terakhir hingga Kamis (22/4) tercatat menurun signifikan sebesar 24% ke Rp 332 per saham. Sukarno mengatakan penurunan harga saat ini menjadi peluang untuk beli.

"Strategi lakukan pembelian bertahap hingga menunggu sinyak konfirmasi beli atau harga sudah kembali ke tren naik," kata Sukarno yang merekomendasikan beli ELSA di target harga Rp 440 dan support di Rp 318. Sementara Edward merekomendasikan hold di target harga Rp 350 per saham. 

Baca Juga: Elnusa (ELSA) optimisitis kinerja tahun 2021 lebih baik, ini alasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×