Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah di tahun ini diproyeksikan akan lebih tinggi daripada tahun lalu. Kinerja keuangan PT Elnusa Tbk (ELSA) bisa tersokong naik jika harga minyak naik.
Namun, analis melihat beragam tantangan masih akan menghadang usaha ELSA dalam menumbuhkan kinerja di tahun ini. Pelemahan ekonomi di sepanjang tahun lalu akibat pandemi Covid-19 serta penurunan harga minyak global membuat pendapatan ELSA turut menurun sebesar 7,8% year on year (yoy) menjadi Rp 7,7 triliun. Perolehan laba bersih juga ikut menurun 30% yoy menjadi Rp 249,08 miliar.
Kini pemulihan ekonomi mulai berjalan di beberapa negara. Harga minyak mentah dunia juga mulai beranjak naik. Berdasarkan Bloomberg, Kamis (22/4), harga minyak WTI kontrak Juni 2021 berada di US$ 60 per barel. Sebagai perbandingan, harga minyak di akhir tahun lalu di US$ 48 per barel.
Dengan harga minyak di tahun ini yang sudah berada di atas rata-rata harga minyak di tahun lalu, analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan pertumbuhan kinerja ELSA berpotensi lebih baik di tahun ini. "Harga minyak dalam tren naik, minimal kinerja ELSA kembali tumbuh seperti kinerja di 2019 karena saat ini harga minyak kembali beraa di kisaran saat di 2019," kata Sukarno, Kamis (22/4).
Baca Juga: Anak usaha Elnusa (ELSA) groundbreaking fuel terminal di Indragiri Hilir
Namun, Edward Tanuwijaya, analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia mengatakan dalam risetnya laju kenaikan harga minyak di tahun ini masih akan menghadapi beragam tantangan. Salah satunya dari sikap organisasi negara-ngara pengeskpor minyak (OPEC+) yang cenderung percaya diri pada pertumbuhan ekonomi global.
Optimisme tersebut membuat OPEC+ setuju untuk secara bertahap menaikkan produksi minyak mulai dari Mei hingga Juli. Bahkan, Arab Saudi juga berpotensi melonggarkan pemangkasan produksi sukarela mereka mulai Mei mendatang.
Selain itu, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro juga masih membatasi pertumbuhan volume hilir. "Konsumsi bahan bakar diproyeksikan turun 8% di bawah tingkat pra pandemi selama masih ada PPKM," kata Edward.
Baca Juga: PT Elnusa Tbk (ELSA) Mengerjakan Kontrak Seismik dari Induk Usaha