Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Sementara, Edward mengindikasikan volume permintaan bahan bakar transportasi darat untuk ELSA menurun 10% yoy hingga Februari 2021. Baru di semester kedua 2021 Edward memproyeksikan pertumbuhan volume hilir naik 10% yoy.
Sukarno menambahkan distribusi vaksin yang lebih luas bisa membuat permintaan konsumsi bahan bakar meningkat kembali siring kembali normalnya aktivitas mobilitas masyarakat.
Di segmen hulu, Edward mengamati hingga saat ini ELSA masih terhambat dalam menyelesaikan proyek survei seismik di area terbuka Jambi-Merang. Proyek yang tertunda penyelesaiannya ini Edward proyeksikan bisa menciptakan kerugian yang tercermin di kuartal pertama 2021. Sementara manajemen mengatakan hingga Februari ELSA mengantongi kontrak baru sebanyak Rp 5,2 triliun dari hulu ke hilir.
Guna menyokong kinerja, ELSA tengah menguatkan sinergi dengan induk usaha PT Pertamina melalui proyek Blok Rokan. Jika tidak ada aral melintang, Blok Rokan sudah bisa ELSA kelola di Agustus mendatang. "Beroperasinya Blok Rokan akan berdampak terhadap pertumbuhan bisnis yang menarik dan kinerja ELSA bisa tumbuh," kata Sukarno.
Baca Juga: Elnusa (ELSA) bukukan kontrak Rp 5,2 triliun di awal tahun 2021
Edward juga mengatakan transfer Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina bisa meningkatkan kinerja hulu ELSA di akhir kuartal ketiga 2021 dan seterusnya.
Secara keseluruhan, Sukarno optimistis pendapatan ELSA berpotensi tumbuh. Manajemen menargetkan pendapatan bisa di atas Rp 7 triliun dengan laba bersih di atas Rp 200 miliar. Menurut Sukarno target manajemen bisa tercapai karena tahun lalu sudah berhasil catatkan kinerja di sekitar angka tersebut.
Harga saham ELSA sejak tiga bulan terakhir hingga Kamis (22/4) tercatat menurun signifikan sebesar 24% ke Rp 332 per saham. Sukarno mengatakan penurunan harga saat ini menjadi peluang untuk beli.
"Strategi lakukan pembelian bertahap hingga menunggu sinyak konfirmasi beli atau harga sudah kembali ke tren naik," kata Sukarno yang merekomendasikan beli ELSA di target harga Rp 440 dan support di Rp 318. Sementara Edward merekomendasikan hold di target harga Rp 350 per saham.
Baca Juga: Elnusa (ELSA) optimisitis kinerja tahun 2021 lebih baik, ini alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News