kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak konsolidasi di atas US$ 40 setelah menguat empat hari berturut-turut


Jumat, 18 September 2020 / 07:34 WIB
Harga minyak konsolidasi di atas US$ 40 setelah menguat empat hari berturut-turut
ILUSTRASI. Jumat (18/9) pukul 7.20 WIB, harga minyak WTI untuk pengiriman Oktober 2020 berada di US$ 40,94 per barel.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun tipis pada awal perdagangan hari ini setelah menguat dalam empat hari berturut-turut. Jumat (18/9) pukul 7.20 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2020 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 40,94 per barel, turun tipis dari harga penutupan kemarin pada US$ 40,97 per barel.

Harga minyak brent untuk pengiriman November 2020 di ICE Futures pun turun tipis ke US$ 43,26 per barel dari harga penutupan kemarin pada US$ 43,30 per barel. Kemarin, harga minyak WTI melesat 2,07% dalam sehari dan harga minyak brent naik 2,56%.

Penguatan harga minyak dalam empat hari terakhir dipicu oleh badai Sally yang menerpa Teluk Meksiko yang merupakan pusat produksi dan pengolahan minyak Amerika Serikat (AS). Selain itu, para menteri minyak OPEC+ bertemu pada Kamis (17/9) untuk menegaskan kesepakatan. OPEC+ mengatakan akan menghukum negara-negara yang gagal mencapai target pemangkasan produksi. OPEC+ juga akan menggelar rapat luar biasa pada Oktober mendatang jika pasar minyak makin lemah.

"Meski tidak ada perubahan kesepakatan pemangkasan OPEC+ pada Kamis, para produsen minyak ini mengindikasikan tidak akan membiarkan masalah berlarut-larut," kata Bjornar Tonhaugen, head of oil markets Rystad Energy kepada Reuters.

Baca Juga: Harga emas menguat setelah kemarin anjlok, ini sebabnya

Tingkat pemangkasan produksi OPEC+ tetap pada 7,7 juta barel per hari atau sekitar 8% dari permintaan minyak global. Panel OPEC+ mendesak negara-negara yang belum mematuhi pemangkasan seperti Irak, Nigeria, dan Uni Emirat Arab untuk segera memangkas dan mengejar kelebihan produksi yang terjadi pada Mei-Juli. "Mereka menekan Uni Emirat Arab," kata Phil Flynn, analis senior Price Futures Group.

Sementara di AS, para produsen minyak dan pengolahan bersiap membuka kembali fasilitas setelah badai Sally lewat. Fasilitas-fasilitas produksi minyak di Teluk Meksiko tutup selama lima hari dan bisa menurunkan produksi hampir 500.000 barel per hari.

Selanjutnya: Wall Street merosot lagi akibat profit taking saham-saham teknologi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×