kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak kembali tertekan, Brent kembali ke bawah US$ 40 per barel


Selasa, 15 September 2020 / 15:15 WIB
Harga minyak kembali tertekan, Brent kembali ke bawah US$ 40 per barel
ILUSTRASI. Harga minyak kembali melemah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

Produsen dan pedagang industri minyak utama memperkirakan masa depan suram untuk permintaan bahan bakar dunia, karena serangan pandemi yang sedang berlangsung terhadap ekonomi global. Terlebih OPEC sudah menurunkan perkiraan permintaan minyaknya dan BP mengatakan permintaan mungkin telah mencapai puncaknya pada 2019.

Dalam laporan bulanannya, OPEC menyebut permintaan minyak dunia akan turun 9,46 juta barel per hari (bph) tahun ini. Jumlah tersebut lebih banyak dari perkiraan di bulan lalu yang hanya 9,06 juta barel per hari. 

Di saat yang sama, kekhawatiran atas peningkatan pasokan global kembali datang setelah Komandan Libya Khalifa Haftar berkomitmen untuk mengakhiri blokade fasilitas minyak yang sudah berjalan lama. 

"Beberapa investor beralih ke kas dalam posisi pendek yang menguntungkan menjelang pertemuan OPEC +," kata Hiroyuki Kikukawa, General Manager of Research Nissan Securities.

Baca Juga: Harga CPO sentuh rekor, analis ingatkan potensi pembalikan harga

Komite pemantauan bersama para menteri OPEC+ (JMMC) akan bertemu pada hari Kamis (17/9) untuk membahas kepatuhan dengan pemotongan dalam produksi. Tetapi para analis tidak mengharapkan pengurangan lebih lanjut meskipun harga Brent turun di bawah US$ 40 per barel dalam beberapa hari terakhir.

Harga minyak mentah sedikit mendapat tenaga setelah adanya kekhawatiran gangguan pasokan di AS karena badai Sally. Sejumlah perusahaan energi, pelabuhan, dan penyulingan berlomba pada hari Senin untuk tutup karena Badai Sally semakin kuat saat bergerak menuju Pantai Teluk AS tengah, badai signifikan kedua yang menutup aktivitas minyak dan gas dalam sebulan terakhir.

"Namun, dukungan terbatas karena harga minyak turun dengan cepat setelah badai pertama berlalu, dengan perusahaan energi dapat membuat persiapan yang tepat sebelumnya," kata Chen dari Sunward.

Sementara itu, produksi minyak mentah China pada Agustus naik dari tahun lalu, mencapai rekor tertinggi kedua, karena kilang bekerja untuk mencerna rekor impor yang dibawa awal tahun ini.

Selanjutnya: Harga komoditas pekan ini diprediksi bergerak mixed

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×