Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rekor harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) yang terjadi pada Senin (14/9) diprediksi justru akan memicu kenaikan produksi yang pada akhirnya bisa membalikkan harga CPO.
Mengutip Bloomberg, harga CPO kontrak pengiriman Oktober 2020 di Bursa Malaysia Derivatif naik 3,32% mencetak rekor tertinggi ke RM 2.902 per ton.
Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan harga CPO naik karena tingginya permintaan di saat suplai menurun.
Ke depan Wahyu memproyeksikan permintaan CPO akan tetap naik. "Konsumsi CPO untuk industri makanan akan naik terutama di Oktober karena ada festival di China, selain itu kebutuhan CPO untuk industri perhotelan, restoran yang sudah kembali buka juga mendukung kenaikan harga CPO," kata Wahyu, Senin (14/9).
Baca Juga: Harga CPO kembali cetak rekor usai menyentuh RM 2.902 per ton
Namun, Wahyu mengingatkan kenaikan harga ini tentu akan menciptakan kenaikan produksi kembali dan suplai kembali menguat.
Wahyu juga melihat kelangsungan ekonomi CPO sebagai biodiesel juga akan terancam. Ketika harga terus naik maka bisa memperburuk kelangsungan ekonomi biodiesel yang dapat mempengaruhi pemenuhan program biodiesel B30 Indonesia di tahun depan.
"Jadi kenaikan harga bisa memicu suplai dan ancaman terhadap biodiesel sehingga bisa membuat harga tertekan lagi," kata Wahyu.
Secara teknikal Wahyu menganalisis harga CPO masih bisa menguji level RM 3.000 per ton bahkan RM 3.300 per ton yang menjadi level tertinggi di Januari 2020.
Namun, dibalik potensi penguatan tersebut, ada potensi koreksi yang semakin kuat. Ancaman pelemahan harga didukung dari kenaikan suplai dan membaiknya cuaca atau musim panen.
"Sehingga, level RM 2.700 per ton dan RM 2.800 per ton akan menjadi level gravitasional yang siap menarik jika harga terus naik," kata Wahyu.
Selanjutnya: CPO Malaysia: Stok Per Agustus Stagnan, Ekspor Merosot
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News