kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Minyak Dunia Turun Jumat (20/9) Sore, Brent ke US$74,53 dan WTI ke US$71,70


Jumat, 20 September 2024 / 16:14 WIB
Harga Minyak Dunia Turun Jumat (20/9) Sore, Brent ke US$74,53 dan WTI ke US$71,70
ILUSTRASI. Kilang minyak mentah. REUTERS/Daniel Becerril/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak turun pada hari Jumat (20/9), tetapi diperkirakan akan mencatatkan kenaikan untuk pekan kedua berturut-turut setelah adanya pemotongan suku bunga besar di Amerika Serikat (AS) dan menurunnya stok minyak global.

Melansir Reuters, harga minyak Brent turun 35 sen atau 0,47% menjadi US$74,53 per barel pada pukul 08.04 GMT.

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 25 sen atau 0,35% menjadi US$71,70. Meskipun demikian, keduanya tetap naik lebih dari 4% sepanjang pekan ini.

Baca Juga: Harga Minyak Diperkirakan Naik Pekan Ini, Pasca Pemangkasan Suku Bunga AS

Harga minyak mulai pulih setelah Brent turun di bawah US$69 per barel untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun pada 10 September.

"Pemotongan suku bunga AS telah mendukung sentimen risiko, melemahkan dolar, dan mendukung harga minyak mentah pekan ini," kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Namun, ia menambahkan, butuh waktu hingga pemotongan suku bunga dapat mendorong aktivitas ekonomi dan pertumbuhan permintaan minyak.

Harga minyak naik lebih dari 1% pada hari Kamis (19/9), setelah keputusan bank sentral AS untuk memotong suku bunga sebesar setengah poin persentase pada hari Rabu.

Pemotongan suku bunga biasanya meningkatkan aktivitas ekonomi dan permintaan energi, tetapi beberapa pihak juga melihatnya sebagai tanda lemahnya pasar tenaga kerja di AS.

The Fed juga memproyeksikan pemotongan suku bunga lebih lanjut sebesar setengah poin sebelum akhir tahun, satu poin penuh tahun depan, dan pemotongan setengah poin lagi pada 2026.

Baca Juga: Harga Minyak Melanjutkan Rally Jumat (20/9) Pagi, Didorong Pemangkasan Suku Bunga AS

"Kebijakan moneter yang lebih longgar membantu memperkuat ekspektasi bahwa ekonomi AS akan terhindar dari resesi," kata para analis ANZ Research.

Harga minyak juga didukung oleh penurunan persediaan minyak mentah AS, yang mencapai level terendah dalam satu tahun terakhir pekan lalu.

Defisit pasar minyak yang tidak sesuai musim sekitar 400.000 barel per hari akan mendukung harga minyak Brent di kisaran US$70 hingga US$75 per barel pada kuartal berikutnya, menurut analis Citi pada hari Kamis, tetapi mereka menambahkan bahwa harga bisa jatuh pada 2025.

Selain itu, harga minyak juga didukung oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Perangkat walkie-talkie yang digunakan oleh kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, meledak pada hari Rabu, menyusul ledakan pager serupa sehari sebelumnya.

Baca Juga: Harga Minyak Naik Berkat The Fed, Setelah Ini Diprediksi Turun Lagi

Sumber keamanan mengatakan bahwa agen mata-mata Israel, Mossad, bertanggung jawab, tetapi pejabat Israel belum memberikan komentar mengenai serangan tersebut.

Ekonomi China yang melambat juga membebani sentimen pasar, dengan output kilang di negara tersebut menurun selama lima bulan berturut-turut pada Agustus. Sementara pertumbuhan output industri mencapai titik terendah dalam lima bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×