kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Harga Minyak Dunia Stabil Jumat (6/9) Siang, Brent ke US$72,82 dan WTI ke US$69,27


Jumat, 06 September 2024 / 13:00 WIB
Harga Minyak Dunia Stabil Jumat (6/9) Siang, Brent ke US$72,82 dan WTI ke US$69,27
ILUSTRASI. Kilang minyak mentah. REUTERS/Alexander Manzyuk


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID. Harga minyak mentah menguat tipis dalam perdagangan Asia pada Jumat (6/9). Dengan investor yang berhati-hati menantikan data pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang krusial.

Mereka juga menimbang penarikan besar dalam persediaan minyak mentah AS serta penundaan kenaikan produksi oleh produsen OPEC+.

Melansir Reuters, minyak Brent naik 13 sen menjadi US$72,82 per barel pada pukul 0507 GMT. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 12 sen, atau 0,17%, menjadi US$69,27 per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik Tipis di Pagi Ini (6/9), Usai Ditutup di Level Terendah 2024

Menurut Yeap Jun Rong, market strategis di IG, "Kewaspadaan yang lebih luas tampaknya mendominasi karena para pelaku pasar masih mencoba memahami data ekonomi AS yang campur aduk minggu ini, sementara menjelang laporan pekerjaan yang krusial, mungkin membatasi pengambilan risiko."

Meski demikian, untuk minggu ini, Brent diperkirakan turun hampir 8%, sedangkan WTI menuju penurunan hampir 6%.

Terdapat sinyal yang beragam mengenai ekonomi AS sepanjang minggu, di tengah penantian data nonfarm payrolls pada Jumat yang diharapkan menjadi kunci dalam menentukan besaran pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve pada pertemuan 17-18 September mendatang.

Aktivitas sektor jasa AS stabil pada bulan Agustus, tetapi pertumbuhan pekerjaan sektor swasta melambat, sejalan dengan pasar tenaga kerja yang melonggar.

Investor juga masih teringat akan aksi jual besar di pasar global pada awal Agustus yang menyebabkan harga minyak turun lebih dari satu dolar.

Dengan Brent menetap di level terendah dalam tujuh bulan karena kekhawatiran resesi AS, meskipun harga pulih setelahnya akibat kekhawatiran atas konflik di Timur Tengah.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Bertahan di Level Terendah 14 Bulan pada Kamis (5/9)

Pada Kamis (5/9), Brent kembali menetap di level terendah dalam lebih dari setahun, di tengah kekhawatiran permintaan dari AS dan China, meski didukung oleh penarikan besar dalam persediaan minyak mentah AS serta keputusan OPEC+ untuk menunda kenaikan produksi minyak yang direncanakan.

Persediaan minyak mentah AS turun 6,9 juta barel menjadi 418,3 juta barel, jauh melebihi ekspektasi penarikan sebesar 993.000 barel dalam survei Reuters.

OPEC+ sepakat menunda kenaikan produksi yang direncanakan untuk Oktober dan November, dengan kemungkinan untuk lebih lanjut menunda atau membalikkan kenaikan tersebut jika diperlukan.

Meski demikian, pasar tampaknya kurang terkesan dengan langkah ini. "Kekhawatiran permintaan tetap menjadi penggerak utama sentimen lemah," tulis analis ING dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Harga Minyak Naik Tipis, OPEC+ Berpeluang Menunda Kenaikan Pasokan

Di sisi permintaan, pelemahan dolar AS sedikit mendukung harga minyak karena mata uang AS berada di dekat level terendah satu minggu setelah sinyal campuran dari indikator pasar tenaga kerja.

Dolar yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Selanjutnya: Jumlah Nasabah Tajir BRI Tembus Lebih dari 161 Ribu Orang

Menarik Dibaca: Bos AirAsia Ungkap Penyebab Harga Tiket Pesawat di Indonesia Mahal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×