kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.521.000   11.000   0,73%
  • USD/IDR 15.656   -53,00   -0,34%
  • IDX 7.788   -1,42   -0,02%
  • KOMPAS100 1.207   0,14   0,01%
  • LQ45 955   0,37   0,04%
  • ISSI 235   -0,75   -0,32%
  • IDX30 493   0,55   0,11%
  • IDXHIDIV20 587   -1,48   -0,25%
  • IDX80 137   -0,05   -0,03%
  • IDXV30 143   -0,04   -0,03%
  • IDXQ30 163   -0,09   -0,06%

Harga Minyak Dunia Turun Rabu (23/10), Brent ke US$74,90 dan WTI ke US$70,64


Rabu, 23 Oktober 2024 / 21:25 WIB
Harga Minyak Dunia Turun Rabu (23/10), Brent ke US$74,90 dan WTI ke US$70,64
ILUSTRASI. Kilang minyak mentah. REUTERS/Alexander Manzyuk


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak turun pada hari Rabu (23/10), setelah data industri menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) meningkat lebih dari perkiraan.

Meskipun harga minyak masih naik sekitar 2% pekan ini karena pasar terus memantau konflik yang berlangsung di Timur Tengah.

Harga minyak mentah Brent turun US$1,14, atau 1,5%, menjadi US$74,90 per barel pada pukul 12:55 GMT. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dari AS turun US$1,10, atau 1,53%, menjadi US$70,64.

Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi Tipis Rabu (23/10) Pagi, Ambil Jeda Setelah Kenaikan Kemarin

Harga minyak telah naik dalam dua sesi sebelumnya, menghapus sebagian dari kerugian lebih dari 7% minggu lalu.

Penurunan tersebut disebabkan oleh kekhawatiran permintaan dari China serta meredanya kekhawatiran terkait pasokan minyak dari Timur Tengah yang terganggu. Namun, sentimen investor berubah di awal pekan ini.

"Reli selama dua hari memakan sebagian besar kerugian 7% minggu lalu, karena pasar melihat gambaran di mana Israel akhirnya akan menyerang langsung Iran," kata John Evans, analis dari PVM.

Penurunan harga pada hari Rabu terjadi setelah data menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS naik sebesar 1,64 juta barel pekan lalu, menurut sumber pasar yang mengutip angka dari American Petroleum Institute (API) pada hari Selasa (22/10).

Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan sebesar 300.000 barel.

Data resmi dari pemerintah AS tentang persediaan minyak akan dirilis pada hari Rabu pukul 10:30 pagi waktu setempat (14:30 GMT).

Baca Juga: IEA Sebut Asia Tenggara Perlu Investasi US$ 190 Miliar Untuk Energi Terbarukan

Namun, dampak dari peningkatan persediaan tersebut agak terbendung oleh kekhawatiran berkelanjutan tentang potensi risiko pasokan minyak yang disebabkan oleh konflik di Timur Tengah.

"Pasar terus menunggu respons Israel terhadap serangan misil Iran," kata analis ING pada hari Rabu, menambahkan bahwa penguatan harga pada hari Selasa mungkin disebabkan oleh kurangnya hasil dari kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Israel.

Blinken mendesak penghentian pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas dan Hezbollah, tetapi serangan udara Israel yang berat di kota pelabuhan Lebanon menunjukkan bahwa tidak ada jeda dalam konflik tersebut.

"Para pelaku pasar memperkirakan konflik di Timur Tengah akan berlangsung lebih lama, dengan kemungkinan kesepakatan gencatan senjata yang terhambat," kata Yeap Jun Rong, Market Strategist  dari IG.

Selanjutnya: Kekhawatiran Pemilu Usai, Gelaran IPO Bakal Tancap Gas di 2025

Menarik Dibaca: Daerah Berikut Hujan Ringan, Cek Cuaca Besok (24/10) di Jawa Tengah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×