kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Harga Minyak Dunia Terus Merembet Naik, Diprediksi Bisa Tembus US$ 130 Per Barel


Kamis, 09 Juni 2022 / 18:01 WIB
Harga Minyak Dunia Terus Merembet Naik, Diprediksi Bisa Tembus US$ 130 Per Barel
ILUSTRASI. Harga minyak mentah kembali naik pada perdagangan Kamis (9/6).


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah kembali naik pada perdagangan Kamis (9/6). Kenaikan ini lantaran investor khawatir jumlahnya ketersediaan pasokan minyak mulai tidak memadai.

Mengutip data Barchart, Kamis (9/6) pukul 16.30 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2022 naik 0,15% ke level US$ 123,77 per barel.

Sedangkan, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2022 menanjak 0,12% ke US$ 122,23 per barel.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, lonjakan harga minyak dunia akibat meningkatnya permintaan konsumsi BBM di Amerika Serikat (AS). Juga ekspektasi kenaikan permintaan minyak di China pasca dibukanya kembali aktivitas bisnis usai lockdown.

"Faktor lain yang membuat harga minyak naik karena permintaan global yang tinggi di tengah terbatasnya pasokan minyak global," ucap Nanang kepada Kontan.co.id, Kamis (9/6).

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Global Kembali Melonjak, Ini Penyebabnya

Nanang mengatakan, berkurangnya pasokan minyak global akibat Iran yang tidak bisa melakukan ekspor karena terganjal sanksi.

Sementara, persediaan minyak mentah komersial AS naik secara tidak terduga pekan lalu. Untuk minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve (SPR) turun dengan jumlah rekor karena input penyulingan naik ke level tertinggi sejak Januari 2020.

Nanang mengatakan, kenaikan harga minyak hanya bersifat sementara, lantaran beberapa negara maju tidak menginginkan harga minyak dunia terlampau tinggi.

"Karena akan mempengaruhi inflasi di dalam negeri yang akan terkena dampak signifikan karena lonjakan minyak," ujar Nanang.

Nanang memperkirakan, di semester II nanti, harga minyak masih akan menguat dengan menguji kembali area US$ 130 per barel. Sedangkan  harga minyak sampai akhir tahun akan berada dalam rentan harga US$ 100 per barel- US$ 120 per barel.

Baca Juga: Didorong Permintaan China, Harga Minyak Global Naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×