kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak dunia naik lebih 1%, stok AS berkurang


Rabu, 01 Juli 2020 / 11:52 WIB
Harga minyak dunia naik lebih 1%, stok AS berkurang
ILUSTRASI. A 3D printed oil pump jack is placed on dollar banknotes in this illustration picture, April 14, 2020. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia naik lebih dari 1% pada hari Rabu (1/7). Setelah data menunjukkan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS) turun jauh lebih dari yang diharapkan, menunjukkan permintaan meningkat bahkan ketika wabah virus corona menyebar di seluruh dunia.

Melansir Reuters pukul 11.09 WIB, harga minyak mentah Brent naik 48 sen atau 1,2% menjadi US$ 41,75 per barel setelah turun lebih dari 1% pada hari Selasa. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 54 sen atau 1,4% pada US$ 39,81 per barel, setelah turun 1,1% pada sesi sebelumnya.

Stok minyak mentah dan bensin AS turun lebih dari yang diperkirakan minggu lalu, sementara persediaan sulingan naik, data yang dirilis oleh American Petroleum Institute (API) Selasa malam menunjukkan.

Persediaan minyak mentah turun 8,2 juta barel menjadi 537 juta barel, berlawanan dengan perkiraan analis untuk penarikan 710.000 barel.

Baca Juga: Harga minyak kembali naik mendekati US$ 40 per barel, ditopang data penurunan stok AS

Data inventaris resmi dari Administrasi Informasi Energi pemerintah AS akan keluar hari Rabu.

Sentimen yang juga mendukung harga minyak adalah penurunan dalam output dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) ke level terendah dalam dua dekade pada bulan Juni.

Ke-13 negara yang tergabung dalam OPEC menghasilkan rata-rata 22,62 juta barel per hari (bph) pada Juni setelah mereka sepakat untuk memangkas produksi, sebuah survei Reuters menemukan, turun 1,92 juta barel per hari dari angka revisi Mei.

"Turunnya output berarti bahwa OPEC terlalu mematuhi kesepakatan pada Juni, dengan kepatuhan mencapai 107%," kata ING Economics, meskipun mencatat bahwa kepatuhan yang berlebihan mengikuti pemotongan tambahan oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Kuwait .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×