Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - Yayasan Keanekaragaman Hayati kembali menggelar penghargaan untuk para pelaku industri keuangan, khususnya pasar modal, dalam investasi berbasis Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola atau Environmental, Social and Governance (ESG) pada Kamis, 31 Juli 2025. Ada 17 pemenang dalam Kehati ESG Award 2025 ini.
Penghargaan yang digelar Yayasan Kehati untuk kali ketiga ini membagi tujuh kategori pemenang dari empat sektor utama. Yakni, Sektor Capital Market (Best Listed Company dan Best Investor), Sektor Impact Investment (Best Impact Entrepreneur dan Best Investor on Impact Investment), Sektor Debt and Project Financing (Best Issuer/Borrower dan Best Investor/Creditor) dan Best Facilitator.
Berikut para pemenang dalam penghargaan ini
A. Sektor Capital Market:
Kategori Listed Company
1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
2. PT Bank Central Asia Tbk.
3. PT Astra Otoparts Tbk.
Kategori Investor - Fund Manager
1. PT BNP Paribas Asset Management
2. PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen
Kategori Investor - Pension Fund
1. Dana Pensiun Telkom
Kategori Investor - Insurance Company
1. PT Asuransi BRI Life
B. Sektor Impact Investment
Kategori Impact Entrepreneur
1. PT Raesaka Amanah Widyakarya (Parongpong RAW Lab)
2. PT Tinamitra Mandiri (Komodo Water)
3. PT Penyerapan Karbon Khatulistiwa (Neutura)
Kategori Investor on Impact Investment
1. PT BRI Ventura Investama (BRI Ventures)
C. Sektor Debt & Project Financing
Kategori Issuer/Borrower
1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Kategori Investor/Creditor
1. PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF)
2. PT Bank DBS Indonesia
D. Kategori Best Facilitator
1. PWC Indonesia
2. Ecoxyztem (PT Greeneration Indonesia)
3. KUMPUL (PT Ruang Kreasi Berdaya)
Tantangan ESG
Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos mengatakan, penghargaan tertinggi di bidang ESG ini bertujuan untuk memberikan penghargaan tertinggi di bidang ESG kepada para pelaku industri keuangan dan pasar modal terbaik yang mengintegrasikan ESG dalam proses bisnis dan investasinya.
KEHATI, yang selama lebih dari tiga dekade berdiri dan mengelola serta menyalurkan dana hibah US $200 juta lebih kepada sekitar 1.500 LSM lokal, berharap ikut mendorong perkembangan ESG di semua aspek pasar modal dan keuangan di Indonesia lewat penghargaan ini.
Secara global terjadi peningkatan dana kelolaan atau asset under management (AUM) terkait dengan ESG. Di Indonesia, tren ESG telah meningkat drastis. Per akhir 2024, total dana kelolaan bertemakan ESG mencapai Rp 9 triliun rupiah.
Apresiasi ini diberikan di tengah tantangan terhadap ESG yang semakin besar. Dampak perubahan iklim semakin terasa, seperti kenaikan suhu sampai bencana kebakaran. Daya tarik untuk kembali ke sumber energi konvensional seperti batubara juga kembali membesar.
Menurut dia, seharusnya, lingkungan dan ekonomi tidak perlu dipertentangkan. Karena itu, lembaga keuangan, investor bisa mendorong penerapan ESG. "Semoga istiqomah di jalan yang hijau," ujar Riki.
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif, dan Bursa Karbon, Inarno Djajadi menyebut, di tengah tantangan global yang kompleks seperti krisis iklim, disrupsi teknologi, hingga tekanan geopolitik yang bergerak dinamis, penerapan ESG bukan lagi pilihan, tapi ini bagian yang esensial dari bisnis yang berkelanjutan.
"Satu dekade sudah berlalu sejak Paris Agreement. Sejak saat itu, penerapan ESG menjadi arah utama membentuk ekonomi dunia. Tidak hanya sebagai tuntunan etis, tapi juga strategi bisnis berkelanjutan," kata Inarno.
Menurut dia, komitmen ESG harus dijalankan secara konsisten. OJK terus mendukung pengembangan ESG di Indonesia. Mulai dari roadmap keuangan berkelanjutan, sampai penerbitan ketentuan. Untuk melengkapi ekosistem berkelanjutan, OJK sudah menerbitkan aturan bursa karbon dan penyelenggaraannya.
Selanjutnya: Apkasindo dan Ditjen Pajak Riau Gelar Sosialisasi Pajak untuk Petani Sawit
Menarik Dibaca: Yuk Jalan-jalan, Ini Jadwal KRL Jogja Solo pada Jumat 1 Agustus 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News