kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.210   0,00   0,00%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Harga Minyak Dunia Naik di Tengah Rencana Penambahan Stok, Ini Penyebabnya


Senin, 02 Juni 2025 / 14:30 WIB
Harga Minyak Dunia Naik di Tengah Rencana Penambahan Stok, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Harga minyak dunia WTI dan Brent menunjukkan penguatan harian, meski OPEC+ telah sepakat meningkatkan produksi pada Juli mendatang.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga minyak dunia WTI dan Brent menunjukkan penguatan harian, meski OPEC+ telah sepakat meningkatkan produksi pada Juli mendatang.

Data real time Trading Economics, Senin (2/6) pukul 14.01 WIB menunjukkan harga minyak WTI dan Brent kompak menguat dengan WTI berada di level US$ 62,61per barel, naik 3,00% secara harian dan Brent di level US$ 64,27 per barel, naik 2,51% secara harian. 

Padahal, Sabtu (31/5) lalu, OPEC+ telah sepakat menambah produksi untuk bulan Juli sebesar 411.000 barel per hari (bpd). Biasanya, kabar peningkatan pasokan akan menekan harga minyak dunia seiring meningginya kekhawatiran pasar terkait kelebihan stok.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin menilai situasi tak biasa saat ini tak lain karena kenaikan produksi OPEC+ sudah diantisipasi terlebih dahulu oleh pasar. 

“Sebagian besar sudah priced in, efek negatif terhadap harga sudah terjadi sebelum pengumuman resmi,” jelas Nanang kepada Kontan, Senin (2/6). 

Baca Juga: Harga Minyak Melonjak Pasca OPEC+ Mempertahankan Kenaikan Produksi pada Juli

Di samping itu, Nanang bilang, tambahan produksi 411.000 bpd cenderung masih kecil jika dibandingkan potensi gangguan pasokan dari kawasan Timur Tengah yang saat ini masih diselimuti ketegangan geopolitik.

Menurut prediksi Nanang, ketegangan di Timur Tengah serta risiko gangguan suplai dari kawasan tersebut mendorong permintaan minyak dunia sebagai safe haven energi. Alhasil, harganya tetap naik.

“Risiko perang dan embargo lebih besar daripada dampak penambahan pasokan moderat,” pungkas dia. 

Nanang juga menyoroti soal permintaan yang bakal meningkat dalam waktu dekat, sebagaimana bulan Juni–Agustus adalah musim panas di belahan bumi utara. Menurutnya, momentum itu umumnya meningkatkan permintaan bahan bakar (driving season di AS). Alhasil, permintaan yang meningkat tentunya otomatis membuat harga minyak dunia naik.

Baca Juga: OPEC+ Akan Naikkan Produksi Minyak Lebih dari 411.000 Bph di Bulan Juli

Selanjutnya: Nilai Tukar Petani Turun Menjadi 121,15 pada April 2025

Menarik Dibaca: Bosan Santan? Saatnya Masak Resep Bakso Sapi Rumahan Kenyal dan Nagih untuk Idul Adha

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×