Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak ditutup naik lebih dari US$ 1 per barel pada perdagangan sesi sebelumnya. Rebound terjadi di tengah optimisme tentang pertumbuhan ekonomi global meskipun pandemi virus corona melonjak dan setelah persediaan minyak mentah AS turun lebih dari yang diantisipasi.
Kamis (2/9), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman November 2021 ditutup naik US$ 1,44 atau 2% menjadi US$ 73,03 per barel.
Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Oktober 2021 ditutup menguat US$ 1,40 atau 2% ke US$ 69,99 per barel.
Reli secara singkat mendorong minyak mentah berjangka WTI di atas MA 50 untuk pertama kalinya dalam sebulan, ini menjadi sinyal bullish bagi investor. Selain itu, kontrak minyak mentah berjangka untuk bulan depan menguat dan menjadi tanda lain bahwa pelaku pasar memperkirakan permintaan akan meningkat karena pasokan menurun.
Di Amerika Serikat, Energy Information Administration (EIA) melaporkan, persediaan minyak mentah turun 7,2 juta barel pekan lalu.
Baca Juga: Harga minyak melemah setelah OPEC+ tetap kerek pasokan di tengah keraguan permintaan
"Ada alasan bagus untuk reli ini - kami memiliki 1,5 juta barel yang masih offline di Teluk, jumlah minyak mentah kemarin turun 7,2 juta barel dan penyimpanan berada di level terendah sejak September 2019," kata Robert Yawger, Director of Energy Futures Mizuho. .
Jumlah orang AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun minggu lalu, sementara PHK pada bulan Agustus turun ke level terendah dalam lebih dari 24 tahun. Itu menunjukkan pasar tenaga kerja maju meskipun ada lonjakan infeksi Covid-19 baru.
Optimis tentang pemulihan ekonomi global, juga datang dari OPEC+, yang menaikkan perkiraan permintaan untuk tahun 2022.
Pada hari Rabu, kelompok tersebut sepakat untuk melanjutkan kebijakan penghapusan rekor pengurangan produksi secara bertahap dengan menambahkan 400.000 barel per hari (bph). OPEC+ memutuskan tidak mengabulkan permohonan dari AS untuk mempercepat penghapusan pembatasan pasokan tersebut.
Sementara itu, dampak Badai Ida, telah menutup sekitar 80% dari produksi minyak dan gas Teluk Meksiko. Kilang minyak di Louisiana bisa memakan waktu berminggu-minggu untuk memulai kembali, yang akan melemahkan permintaan minyak mentah, tetapi itu bisa diimbangi dengan peningkatan produksi yang lambat di lepas pantai karena kerusakan fasilitas pendukung utama.
"Pemrosesan minyak mentah mungkin akan memakan waktu lebih lama untuk pulih dari pemadaman daripada produksi minyak mentah, yang menunjukkan bahwa stok minyak mentah akan meningkat dalam beberapa minggu mendatang," kata analis Commerzbank Carsten Fritsch.
Di sisi lain, permintaan bensin India akan mencapai rekor pada tahun fiskal ini karena lebih banyak orang turun ke jalan setelah pelonggaran pembatasan Covid-19 dilakukan.
Selanjutnya: Harga emas spot ditutup melemah ke US$ 1.809,6 per ons troi jelang data penggajian AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News