kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,68   -0,04   -0.00%
  • EMAS1.365.000 -0,22%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Diramal Terus Naik pada Senin (1/7), Cermati Pemicunya


Senin, 01 Juli 2024 / 11:58 WIB
Harga Minyak Diramal Terus Naik pada Senin (1/7), Cermati Pemicunya
ILUSTRASI. An oil pump of IPC Petroleum France is seen at sunset outside Soudron, near Reims, France, August 24, 2022. REUTERS/Pascal Rossignol


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli

​KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak diprediksi cenderung terus naik. Berdasarkan Trading Economics, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,55% ke level US$ 81,98 per barel pada Senin (1/7) pukul 10.40 WIB. Minyak mentah Brent juga naik 0,53% ke level US$ 85,45 per barel. 

Menurut analisis Andrew Fischer dari Deu Calion Futures (DCFX), peluang kenaikan harga minyak masih cukup besar. Beberapa faktor global yang mempengaruhi harga minyak ini termasuk konflik di Timur Tengah, ketegangan geopolitik, dan kondisi ekonomi di China.

Menurut dia, ketegangan di Timur Tengah, terutama setelah serangan udara Israel di Gaza yang menewaskan setidaknya 11 warga Palestina, menjadi salah satu faktor utama yang mendukung kenaikan harga minyak. Selain itu, tank-tank Israel juga dilaporkan maju ke Rafah dan memasuki kembali wilayah-wilayah yang sebelumnya mereka kuasai di bagian Utara. 

Baca Juga: Harga Minyak Melemah Karena Permintaan Bahan Bakar AS Lemah & Aksi Ambil Untung

“Ketegangan ini menambah kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan minyak dari wilayah tersebut, yang merupakan salah satu pemasok utama minyak dunia,” kata Fischer dalam riset hariannya, Senin (1/7).

Di sisi lain, Fischer bilang, ekonomi China yang cenderung stagnan dan tingkat pengangguran yang tinggi juga menjadi faktor penting dalam analisis harga minyak. Data yang dirilis menunjukkan bahwa aktivitas bisnis di China masih rapuh, meskipun ada langkah-langkah stimulus baru-baru ini. 

“Hal itu menimbulkan kekhawatiran akan permintaan minyak dari importir utama dunia tersebut,” imbuhnya. 

Secara tren, Fischer nenilai, harga minyak masih cenderung naik dan belum menunjukkan tanda-tanda perubahan yang signifikan. Pada perdagangan Asia, Senin (1/7/), harga minyak mengalami kenaikan, didukung oleh pelemahan dolar. Data inflasi terbaru membuat para pedagang meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada September 2024.

Baca Juga: Harga Minyak Menguat Dalam Tiga Pekan Beruntun

Lebih lanjut, Fischer mengatakan bahwa pelemahan dolar juga memberikan keuntungan pada harga minyak. Dolar index turun sekitar 0,2% di perdagangan Asia, memperpanjang penurunan dari hari Jumat (28/6) setelah Indeks Harga PCE menunjukkan inflasi sedikit menurun di bulan Mei. 

Angka tersebut mendorong optimisme bahwa inflasi AS mendingin dan meningkatkan taruhan pada penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin di bulan September. Dolar yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi pembeli internasional, sehingga meningkatkan permintaan minyak.

“Fokus minggu ini adalah pada sinyal-sinyal dari The Fed, dengan Ketua Jerome Powell yang akan berbicara pada hari Selasa (2/7) serta risalah pertemuan Fed bulan Juni yang akan dirilis pada hari Rabu (3/7),” imbuhnya. 

Kendati begitu, Fischer mengatakan bahwa data indeks manajer pembelian (PMI) yang lemah dari China menambah kekhawatiran terhadap permintaan minyak global. Aktivitas manufaktur PMI di negara ini menyusut untuk dua bulan berturut-turut, sementara aktivitas non-manufaktur juga terlihat melemah. 

Baca Juga: Harga Minyak Turun Setelah Peningkatan Persediaan AS yang Mengejutkan

“Data PMI tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di China menyusut meskipun ada langkah-langkah stimulus baru-baru ini, yang dapat berdampak negatif pada permintaan minyak mentah,” kata dia. 

Secara keseluruhan, Fischer menyimpulkan, harga minyak hari ini, Senin (1/7) cenderung akan terus naik. Faktor-faktor seperti ketegangan di Timur Tengah, kondisi ekonomi China, dan tren pelemahan dolar AS menjadi pendorong utama kenaikan harga minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×