kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Harga Minyak Diprediksi Kembali Naik di Tengah Ketidakpastian yang Masih Tinggi


Selasa, 23 April 2024 / 12:50 WIB
Harga Minyak Diprediksi Kembali Naik di Tengah Ketidakpastian yang Masih Tinggi
ILUSTRASI. Minyak mentah. REUTERS/Vasily Fedosenko/Illustration


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia dalam tren penurunan dalam sepekan terakhir. Meski begitu, koreksi dinilai bersifat sementara sebelum harganya kembali bullish.

Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan, salah satu faktor utama yang mempengaruhi pasar minyak saat ini adalah ketegangan antara Israel dan Iran.  Potensi konflik yang tinggi antara kedua negara ini bahkan bisa memicu perang Dunia III, yang secara signifikan mempengaruhi harga minyak.

Selain itu, konflik di Amerika Serikat, khususnya dengan Texas, juga masih menjadi faktor yang mempengaruhi harga minyak. Ketegangan yang belum terselesaikan ini dapat menyebabkan kenaikan harga minyak lebih lanjut, sehingga menjadi fokus utama para pelaku pasar.

Berdasarkan Trading Economics, harga minyak WTI berada di US$ 82,31 per barel per pukul 11.58 WIB. Sementara minyak Brent di US$ 87,4 per barel. Dalam sepekan, minyak WTI telah turun 3,57% dan minyak Brent terkoreksi 2,92%.

Baca Juga: Harga Minyak Stabil, Ketegangan Timur Tengah Tetap Menjadi Fokus

Meskipun ketegangan atas kemungkinan perang antara Iran dan Israel mereda, pasar minyak masih dipandang semakin ketat dalam jangka waktu yang lebih panjang. 

"Faktor seperti pembatasan produksi baru-baru ini dari Rusia dan peningkatan permintaan bahan bakar di Amerika Serikat seiring dengan musim semi menjadi pendorong utama kenaikan harga minyak," tulisnya dalam riset, Senin (23/4).

Dus, Fischer dalam pandangannya menunjukkan bahwa harga minyak cenderung naik dalam jangka pendek, dengan potensi kenaikan yang lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×