Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - LONDON. Pergerakan harga minyak bervariasi pada Selasa (28/4) setelah munculnya optimisme tentang pelonggaran pembatasan terkait virus corona yang mulai meyakinkan pelaku pasar.
Meski begitu, investor tetap berhati-hati dengan kapasitas penyimpanan minyak yang mengisi dengan cepat dan pengurangan pasokan yang dinilai tidak cukup dalam untuk melawan penurunan permintaan.
Mengutip Reuters, Selasa (28/4) pukul 17.30 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Juni 2020 di ICE Futures naik 41 sen, atau 2%, menjadi US$ 20,40 per barel. Pada sesi sebelumnya, harga Brent susut 6,8%.
Baca Juga: Harga minyak WTI naik tipis ke US$ 12,95 setelah kemarin anjlok 25%
Sementara itu, hinyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juni 2020 di Nymex turun 78 sen, atau 6%, menjadi US$ 12,00 per barel. Sebelumnya, kontrak minyak Amerika Serikat (AS) ini anjlok 25% pada Senin (27/4).
"Sementara perubahan harga liar akan bertahan dalam waktu dekat, kami melihat lebih banyak sisi positifnya dari harga sekitar US$ 20 per barel. Harga minyak harus pulih dalam jangka panjang," kata Norbert Rücker, analis di bank Swiss Julius Baer.
Dari Italia ke Selandia Baru, kini lebih banyak negara yang mengumumkan pelonggaran pembatasan, meskipun Inggris mengatakan terlalu berbahaya untuk mengendurkan kuncian karena takut wabah jilid kedua muncul.
Selain itu, lebih banyak bagian dari AS yang memulai kembali bisnis di pekan ini..
Sementara itu, pengecer Jerman berusaha membujuk pemerintah agar membiarkan semua toko beroperasi secara normal mulai 4 Mei. Sebelumnya, pemerintah Jerman memutuskan untuk hanya mengizinkan toko-toko kecil dibuka dan membingungkan bagi pelanggan.
"Sementara kami memperkirakan permintaan minyak akan pulih secara moderat dari posisi terendah April karena negara-negara mengurangi beberapa tindakan penguncian, permintaan akan tetap di bawah tekanan berat dalam waktu dekat karena pandemi Covid-19," kata analis komoditas UBS Giovanni Staunovo.
Kepala Eksekutif BP Bernard Looney mengatakan kepada Reuters, perusahaannya memperkirakan permintaan minyak global akan turun sekitar 15 juta barel per hari (bph) pada kuartal kedua karena pembatasan pergerakan terkait virus.
Itu lebih dari 10 juta barel per hari dari pemotongan yang disepakati oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak, Rusia dan produsen sekutu lainnya yang tergabung dalam OPEC+. Apalagi, pengurangan ini baru akan dilaksanakan mulai 1 Mei.
Baca Juga: Penyimpanan minyak AS segera penuh, harga minyak berjangka WTI kembali ambles 27%
Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan pada hari Selasa bahwa pasar minyak akan mulai menyeimbangkan setelah kesepakatan produksi berlaku, tetapi tidak ada kenaikan harga yang signifikan dalam waktu dekat karena tingginya tingkat penyimpanan global.
Analis mengatakan, bagian dari penurunan WTI juga karena investor ritel seperti yang diperdagangkan di bursa menjual kontrak Juni dan membeli kontrak dalam beberapa bulan untuk menghindari kerugian besar seperti minggu lalu. Asal tahu saja, pekan lalu, harga minyak WTI turun hingga ke bawa US$ 0 per barel.
Penyimpanan global di darat diperkirakan sekitar 85% penuh pada pekan lalu, menurut data dari konsultasi Kpler.
Sebagai tanda keputusasaan industri energi untuk tempat menyimpan minyak bumi, pedagang minyak memilih untuk menyewa kapal AS yang mahal untuk menyimpan bensin atau mengirimkan bahan bakar ke luar negeri, kata sumber pengiriman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News