Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) pagi ini naik setelah kemarin ditutup anjlok dalam. Selasa (28/4) pukul 6.18 WIB, harga minyak WTI untuk pengiriman Juni 2020 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 12,95 per barel, naik 1,33% dari harga penutupan perdagangan Senin.
Harga minyak WTI ini naik setelah kemarin merosot 24,56% dari posisi US$ 16,94 per barel di akhir pekan. Investor kabur dari pasar minyak Amerika Serikat (AS) karena tidak ada penyimpanan minyak yang tersedia di tengah pandemi virus corona yang menyebabkan permintaan merosot.
Baca Juga: Wall Street naik lebih dari 1% menyambut pelonggaran sejumlah negara bagian AS
Harga minyak Brent untuk pengiriman Juni 2020 di ICE Futures pun kemarin ditutup di bawah level US$ 20 per barel. Penurunan harga minyak Brent pada perdagangan kemarin hanya sebesar 6,76% ke level US$ 19,99 per barel dari harga akhir pekan lalu pada US$ 21,44. Sedangkan harga terendah minyak Brent terdekat adalah US$ 19,33 per barel.
Harga minyak masih bergerak di kisaran rendah meski tingkat produksi minyak sudah mulai berkurang. Permintaan minyak merosot sekitar 30% secara global. Menurut data Kpler, sekitar 85% penyimpanan minyak onshore global sudah penuh.
Stok minyak di Cushing, Oklahoma yang merupakan pusat pengiriman minyak WTI naik 6% di akhir pekan lalu menjadi 65 juta barel. "Pasokan ke Cushing sedikit melambat, ini bisa terjadi dengan dua alasan, yakni apakah ada alternatif tempat penyimpanan baru atau ada penurunan produksi besar-besaran," kata Phil Flynn, senior market analyst Price Futures Group kepada Reuters.
Baca Juga: Penyimpanan minyak AS segera penuh, harga minyak berjangka WTI kembali ambles 27%
Trader juga melihat bahwa transaksi kontrak minyak mentah turun karena investasi ritel seperti exchange-traded fund berbasis minyak mengalihkan investasi dari kontrak bulan Juni ke kontrak yang lebih jauh untuk menghindari terjebak di harga minus seperti yang terjadi pada kontrak Mei pekan lalu. Saat itu, harga minyak kontrak Mei merosot ke minus US$ 37,63 per barel menjelang jatuh tempo.
Tekanan ini bertambah karena ekonomi diperkirakan makin buruk. Ekonomi global tahun ini diperkirakan turun alias kontraksi 2%, lebih buruk daripada pertumbuhan ketika krisis finansial. Ekonomi AS diperkirakan turun 4% di kuartal pertama 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News