kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.777   18,00   0,11%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

Harga Minyak Bergerak Stabil, Didukung Optimisme Rebound Permintaan China


Kamis, 02 Maret 2023 / 07:09 WIB
Harga Minyak Bergerak Stabil, Didukung Optimisme Rebound Permintaan China
ILUSTRASI. Harga minyak terkoreksi tipis dan cenderung stabil pada level US$ 77 per barel pada perdagangan Kamis (2/3) pagi.REUTERS/Pascal Rossignol


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak terkoreksi tipis dan cenderung stabil pada level US$ 77 per barel pada perdagangan Kamis (2/3) pagi. Pukul 07.00 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2023 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 77,62 per barel, nyaris stagnan bila dibanding sehari sebelumnya yang ada di level US$ 77,69 per barel.

Mengutip Bloomberg, harga minyak stabil setelah naik dua hari berturut-turut karena optimisme atas rebound permintaan China, yang mengimbangi kekhawatiran atas kebijakan moneter AS yang lebih ketat.

Chief Executive Officer Chevron Corp Mike Wirth mengatakan, naiknya permintaan China dapat membantu mendongkrak harga minyak. 

Baca Juga: Harga Minyak Melemah Lagi, Prospek Ekonomi China Menjadi Sinyal Positif

Sementara itu, Amin Nasser dari Saudi Aramco mengatakan, konsumsi di China masih sangat kuat.

Di sisi lain, pengiriman minyak mentah dari AS naik ke rekor tertingginya pada pekan lalu. Ini menunjukkan permintaan luar negeri yang tinggi. Peningkatan pengiriman ini membantu mengurangi ekspansi stok minyak nasional yang tumbuh kurang dari perkiraan 1,2 juta barel.

Harga minyak sedikit melemah pada tahun ini karena prospek makroekonomi global yang lebih menantang. Federal Reserve mengisyaratkan perlu mendorong suku bunga lebih tinggi untuk mengendalikan inflasi.

Sinyal ini membayangi prospek kenaikan permintaan China setelah pencabutan kebijakan nol Covid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×