kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak berbalik menguat berkat stok minyak AS yang turun


Kamis, 14 Januari 2021 / 15:36 WIB
Harga minyak berbalik menguat berkat stok minyak AS yang turun
ILUSTRASI. Harga minyak mentah berbalik menguat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah berbalik arah dan menguat tipis pada perdagangan hari ini setelah penurunan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) untuk minggu kelima berturut-turut. Ini terjadi setelah lonjakan impor dari China meskipun terjadi peningkatan kasus virus corona yang membatasi kenaikan.

Kamis (14/1) pukul 15.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2021 naik 13 sen atau 0,2% menjadi US$ 56,19 per barel. 

Serupa, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Februari 2021 menguat 20 sen atau 0,4% ke level US$ 53,11 per barel.

Asal tahu saja, total impor minyak mentah China naik 7,3% pada tahun 2020. Ini terjadi meskipun ada guncangan virus corona sepanjang tahun lalu. Data Bea Cukai China memperlihatkan, terjadi rekor impor di kuartal kedua dan ketiga karena kilang memperluas operasi dan harga minyak yang rendah mendorong penimbunan. 

Baca Juga: Harga minyak kembali melemah karena kekhawatiran lonjakan kasus virus corona global

"Ini menutup tahun yang kuat dengan sebagian besar komoditas mencatat pertumbuhan positif meskipun pertumbuhan ekonomi lebih lemah," kata analis ANZ Bank dalam sebuah catatan. 

"Kami memperkirakan permintaan impor akan tetap kuat pada 2021, meskipun dengan tingkat pertumbuhan sedikit lebih rendah dari tahun lalu."

Stok minyak mentah AS pada pekan lalu juga turun lebih dari yang diharapkan. Data Energy Information Administration (EIA) memperlihatkan, persediaan bensin dan sulingan naik karena penyulingan meningkatkan produksi ke level tertinggi sejak Agustus.

Semenatara itu, paket bantuan Covid-19 dari AS yang lebih besar sedang disiapkan Presiden terpilih Joe Biden juga mendukung harga minyak mentah.

"Data China terus mengungguli, dan paket stimulus AS yang lebih besar tampaknya sedang dalam proses," ungkap Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA.

"Keduanya harus memastikan bahwa banyak pembeli fisik akan muncul pada setiap penurunan harga."

Namun, kekhawatiran tentang meningkatnya kasus virus corona dan dampak pada permintaan minyak masih membatasi kenaikan harga emas hitam ini.

China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, melaporkan lonjakan harian terbesar dalam kasus Covid-19 baru dalam lebih dari 10 bulan karena infeksi di provinsi Heilongjiang yang berada di timur laut hampir tiga kali lipat. Ini menggarisbawahi ancaman yang berkembang menjelang hari libur nasional utama.

Baca Juga: Harga minyak terkoreksi, dipicu kenaikan stok bahan bakar AS

Pemerintah di seluruh Eropa juga sudah mengumumkan penguncian yang lebih ketat terkait virus corona dan lebih lama pada hari Rabu karena varian Covid-19 yang menyebar cepat yang pertama kali terdeteksi di Inggris. Selain itu, vaksinasi diperkirakan tidak akan banyak membantu selama dua hingga tiga bulan ke depan.

Produsen minyak menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan karena faktor-faktor termasuk kecepatan dan respons terhadap vaksin COVID-19 mengaburkan prospek, kata seorang pejabat Badan  International Energy Agency (IEA).

Selanjutnya: BKPM optimistis vaksinasi dan UU Cipta Kerja kerek investasi Rp 858 triliun di 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×