kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak kembali melemah karena kekhawatiran lonjakan kasus virus corona global


Kamis, 14 Januari 2021 / 12:28 WIB
Harga minyak kembali melemah karena kekhawatiran lonjakan kasus virus corona global
ILUSTRASI. Harga minyak melemah berkat kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah melemah untuk hari kedua karena meningkatnya kasus virus corona secara global. Hal ini meningkatkan kekhawatiran permintaan, meskipun penurunan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) untuk minggu kelima berturut-turut dan data yang kuat dari China membatasi kerugian.

Kamis (14/1) pukul 11.45 WIB, harga minyak mentah berjangka Brent jenis Maret 2021 melemah 18 sen atau 0,3% menjadi US$ 55,88 per barel. 

Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontak pengiriman Februari 2021 turun 11 sen atau 0,2% ke level US$ 52,80 per barel.

"Reli di pasar minyak kemungkinan mengambil jeda karena dolar AS yang lebih kuat dan pasokan bensin di mana-mana mengimbangi persediaan minyak mentah AS yang menguap," kata Stephen Innes, kepala strategi pasar global Axi.

Baca Juga: Harga minyak terkoreksi, dipicu kenaikan stok bahan bakar AS

Stok minyak mentah AS pada pekan lalu turun lebih dari yang diharapkan. Sementara itu, persediaan bensin dan sulingan naik karena penyulingan meningkatkan produksi ke level tertinggi sejak Agustus berdasarkan data International Energy Agency (IEA).

Namun, China yang merupakan konsumen minyak terbesar kedua di dunia, melaporkan lonjakan kasus virus corona harian terbesarnya dalam lebih dari 10 bulan. Dengan infeksi di provinsi Heilongjiang yang berada di timur laut hampir tiga kali lipat, menggarisbawahi ancaman yang berkembang menjelang hari libur nasional utama.

Sementara itu, pemerintah di seluruh Eropa mengumumkan penguncian virus corona yang lebih ketat dan lebih lama pada hari Rabu (13/1) karena varian baru Covid-19 yang menyebar lebih cepat yang pertama kali terdeteksi di Inggris dan karena vaksinasi diperkirakan tidak akan banyak membantu selama dua hingga tiga bulan ke depan.

Produsen minyak menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan karena faktor-faktor termasuk kecepatan dan respons terhadap vaksin Covid-19 mengaburkan prospek, kata seorang pejabat International Energy Agency (IEA).

Di sisi lain, total impor minyak mentah China melonjak 7,3% pada tahun 2020 meskipun terjadi guncangan virus corona di awal tahun. Berdasarkan data Bea Cukai China, terdapat rekor kedatangan di kuartal kedua dan ketiga karena kilang memperluas operasi dan harga minyak yang rendah mendorong penimbunan. 

Baca Juga: Harga minyak menguat, didorong rencana pemangkasan produksi Arab Saudi

Paket bantuan Covid-19 yang besar dan kuat, yang akan diumumkan oleh Presiden terpilih AS Joe Biden pada hari Kamis, berhasil menahan pelemahan harga minyak lebih lanjut.

"Data China terus mengungguli, dan paket stimulus AS yang mengerikan tampaknya sedang dalam proses," kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA.

"Keduanya harus memastikan bahwa banyak pembeli fisik akan muncul pada setiap penurunan harga, membatasi kerugian."

Selanjutnya: Rupiah masih melemah 0,23% ke Rp 14.093 per dolar AS pada tengah hari ini (14/1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×