Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak terus merosot lebih dari 2% pada perdagangan hari ini. Katalis yang menyeret berasal dari melonjaknya kasus virus corona varian Omicron di Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang memicu kekhawatiran bahwa pembatasan baru pada bisnis untuk memerangi penyebaran dapat menekan permintaan bahan bakar.
Senin (20/12) pukul 11.45 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Februari 2022 turun US$ 1,92 atau 2,6% menjadi US$ 71,60 per barel.
Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Februari 2022 anjlok US$ 2,09 atau 3% ke US$ 68,77 per barel.
"Pada perdagangan di Asia hari ini, sentimen lemah harga minyak tampaknya sejalan dengan pelemahan yang terlihat di S&P 500 dan Nasdaq 100 e-mini futures," kata Kelvin Wong, analis pasar di CMC Markets.
Baca Juga: Harga Minyak Anjlok 2%, Penyebaran Omicron Meredupkan Prospek Permintaan Bahan Bakar
"(Ini) karena kekhawatiran pembatasan yang akan datang pada kegiatan ekonomi untuk menahan penyebaran varian Omicron Covid-19 yang meningkat saat ini di seluruh dunia yang dapat meningkatkan risiko perlambatan permintaan," lanjut Wong.
Seperti diktehui, Belanda melakukan penguncian pada hari Minggu dan kemungkinan lebih banyak pembatasan Covid-19 diberlakukan menjelang liburan Natal dan Tahun Baru yang membayangi beberapa negara di kawasan Eropa.
Pejabat kesehatan AS pun sudah mendesak warga AS untuk mendapatkan suntikan booster, memakai masker dan berhati-hati jika mereka bepergian selama liburan musim dingin. Lantaran varian Omicron mengamuk di seluruh dunia dan akan mengambil alih sebagai strain dominan di Negeri Paman Sam.
Sementara itu, perusahaan energi AS minggu ini menambahkan rig minyak dan gas alam untuk minggu kedua berturut-turut.
Baca Juga: IHSG Melemah ke 6.563,7 di Sesi Pertama Hari Ini, Asing Lepas MSIN, BMRI, BBRI
Berdasarkan laporan perusahaan jasa energi Baker Hughes Co, jumlah rig minyak dan gas, indikator awal produksi masa depan, naik tiga menjadi 579 dalam seminggu hingga 17 Desember, tertinggi sejak April 2020.
Namun, ekspor yang lebih rendah diharapkan dari Rusia dengan ekspor dan transit minyak dari negara itu direncanakan sebesar 56,05 juta ton pada kuartal pertama 2022 dibandingkan 58,3 juta ton pada kuartal keempat 2021, jadwal ekspor kuartalan yang dilihat oleh Reuters menunjukkan pada hari Jumat.
Ekspor diesel China pada November turun 69% dari tahun lalu karena kilang memprioritaskan pasokan domestik untuk meredakan krisis bahan bakar dengan kilang yang didukung negara telah menaikkan tingkat pemrosesan minyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News