Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak memperpanjang penurunan hingga jatuh sekitar 2% pada perdagangan hari ini. Ambruknya harga minyak terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dinyatakan positif terinfeksi virus korona, sementara paket stimulus AS menghindari negosiator di tengah kekhawatiran yang sedang berlangsung tentang permintaan bahan bakar.
Jumat (2/10) pukul 12.30 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak pengiriman Desember 2020 tergelincir karena berita itu dan turun 78 sen atau 1,9% menjadi US$ 40,53 per barel.
Setali tiga uang, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Desember 2020 ambles 79 sen atau 2% ke US$ 37,93 per barel.
Baca Juga: Tertekan, rupiah terus melemah ke Rp 14.875 per dolar AS pada tengah hari ini
Ini membuat minyak WTI menuju penurunan lebih dari 5% di minggu ini, sementara Brent berada di jalur penurunan lebih dari 4%. Ini menjadi pekan kedua berturut-turut untuk penurunan harga minyak acuan ini.
Trump, dalam sebuah tweet mengungkapkan bahwa dirinya dan Ibu Negara Melania Trump dinyatakan positif Covid-19. Sebelumnya, Trump sudah mengatakan akan melakukan proses karantina setelah Hope Hicks, penasihat utama, juga terdeteksi positif Covid-19 dengan gejala.
Tonight, @FLOTUS and I tested positive for COVID-19. We will begin our quarantine and recovery process immediately. We will get through this TOGETHER! — Donald J. Trump (@realDonaldTrump) October 2, 2020
Harga minyak sudah berada di wilayah negatif setelah kesepakatan bipartisan untuk bantuan ekonomi yang lebih besar dalam menanggapi pandemi belum tercapai. Ini menambah kekhawatiran tentang memburuknya permintaan tanpa lebih banyak dukungan untuk ekonomi.
"Pelaku utama dari pelemahan ini tampaknya dari kurangnya paket stimulus AS yang baru, yang mencerminkan kekecewaan yang terlihat di kelas aset lainnya," kata Jeffrey Halley, Senior Market Analyst OANDA
"Kenaikan minyak selalu cenderung terbatas, karena meningkatnya kekhawatiran tentang gambaran konsumsi global, dan dari peningkatan produksi OPEC +," tambahnya.
Survei Reuters menunjukkan, pasokan minyak mentah dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada September naik 160.000 barel per hari (bpd) dari bulan sebelumnya.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh lebih banyak pasokan dari Libya dan Iran, anggota OPEC yang dibebaskan dari perjanjian untuk menahan produksi antara OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia - sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +.
Baca Juga: Jelang siang, harga emas spot nangkring di level US$ 1.898 per ons troi
Produksi Libya telah meningkat lebih cepat dari perkiraan para analis dengan pelonggaran blokade oleh Tentara Nasional Libya, yang mencoba untuk mengambil kendali ibu kota dan terutama berbasis di bagian timur negara itu, di mana banyak fasilitas minyak berada.
Produksi minyak mentah dari Libya telah meningkat menjadi 270.000 barel per hari karena negara itu meningkatkan aktivitas ekspor, sumber minyak Libya mengatakan kepada Reuters, Kamis.
Berdasarkan perhitungan Reuters, kasus Covid-19 baru di seluruh dunia telah meningkat menjadi lebih dari 34 juta, hampir 2 juta lebih banyak dari pada akhir pekan lalu.
Minggu ini menandai tonggak kematian yang suram melebihi 1 juta dan beberapa negara memperketat pembatasan dan mempertimbangkan penguncian saat infeksi semakin cepat, yang memicu kekhawatiran tentang dampaknya terhadap permintaan bahan bakar.
Selanjutnya: BREAKING NEWS: Donald Trump dan Melania positif Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
- Regional | 48 Menit lalu