kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.826.000   20.000   1,11%
  • USD/IDR 16.565   5,00   0,03%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Harga Kripto Anjlok Jelang Lebaran, Simak Prospeknya di Kuartal II-2025


Minggu, 30 Maret 2025 / 14:38 WIB
Harga Kripto Anjlok Jelang Lebaran, Simak Prospeknya di Kuartal II-2025
ILUSTRASI. Representations of cryptocurrencies are seen in this illustration, August 10, 2022. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pasar kripto mengalami tekanan jual besar-besaran dengan harga Bitcoin yang kembali terkoreksi dan menyeret sejumlah altcoin seperti Ethereum, Solana, dan Dogecoin ke dalam tren bearish. 

Berdasarkan data Coinmarketcap, Minggu (30/3) pukul 13.43 WIB, harga Bitcoin (BTC) dibanderol di level US$ 83.132,53, turun 0,83% secara harian dan 1,33% secara mingguan. 

Sejalan dengan pelemahan harga BTC, mata uang altcoin utama ikut terkoreksi. Contohnya Etherum, yang harganya berada di level US$ 1.839,57, turun 2,4% secara harian dan 8,12% secara mingguan.

Sedangkan harga altcoin Solana di posisi US$125,8, turun 1,17% secara harian dan 3,82% secara mingguan. Sementara itu, harga Dogecoin di level US$ 0,17, turun 3,18% secara harian tetapi meningkat tipis 1,14% secara mingguan.

Baca Juga: Pasar Saham Bergejolak, Kripto Bisa Jadi Alternatif Diversifikasi Investasi

Walhasil, kapitalisasi pasar aset digital secara keseluruhan anjlok 0,45% secara harian menjadi US$ 2,7 triliun. Sejumlah faktor menjadi pemicu penurun pasar kripto menjelang lebaran tahun ini.

Salah satu faktor utamanya adalah rencana penerapan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang diperkirakan akan berlaku pada 2 April 2025. 

Kendati begitu, Analyst Tokocrypto Fyqieh Fachrur menilai, volatilitas tinggi yang terjadi di pasar kripto saat ini menunjukkan bahwa pasar berada dalam fase konsolidasi sebelum menentukan arah selanjutnya. 

Dia melihat, meskipun ada tekanan dari faktor makroekonomi serta kebijakan perdagangan AS, yang memicu kekhawatiran pasar, namun dalam jangka panjang, prospek Bitcoin masih tetap positif.

"Kami melihat bahwa harga BTC tetap bertahan di atas level psikologis US$ 85.000, yang menunjukkan adanya akumulasi oleh investor besar,” papar Fyqieh dalam keterangan tertulis, Kamis (27/3). 

Prospek bitcoin

Fyqieh optimistis, sentimen bullish masih bisa kembali jika Bitcoin mampu mempertahankan level kunci di atas US$ 88.000 dan menembus resistance US$ 90.000 menjelang keputusan kebijakan tarif Trump.

Namun, jika arah kebijakan justru negatif, Bitcoin akan kembali terkoreksi. “Jika tekanan jual berlanjut, maka level support di US$ 84.736 dan US$ 81.162 menjadi titik penting yang harus diperhatikan oleh investor,” ungkap Fyqieh.

Selain Trump Tariff, menurut Fyqieh, sejumlah faktor lain turut berkontribusi terhadap anjloknya harga kripto. Misalnya, pengurangan risiko oleh investor institusional.

Investor besar mulai mengurangi eksposur terhadap aset berisiko menjelang rilis data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) sebagai salah satu indikator inflasi The Fed.

Baca Juga: Bitcoin Melemah, Altcoin Volatil: Pasar Kripto Menanti Kejelasan Suku Bunga

Pada Jumat (28/3) lalu, indeks harga PCE diumumkan meningkat 0,3% selama bulan Februari, naik 2,5% secara year on year (YoY). Angka PCE ini lebih tinggi dari ekspektasi pasar dan mendorong pasar melakukan aksi jual lebih lanjut. 

“Harga Bitcoin cenderung mengisi kesenjangan harga pada pasar CME, dengan rentang antara US$ 84.000-US$ 86.000. Secara historis, BTC sering kali kembali ke level ini sebelum melanjutkan pergerakan bullish,” sebut Fyqieh. 

Dengan kondisi pasar yang tidak menentu, Fyqieh mengimbau, investor kripto untuk tetap waspada terhadap perkembangan kebijakan global serta indikator teknikal utama.

Terlebih, saat ini Bitcoin masih berada dalam fase kritis yang akan menentukan kelanjutan tren bullish atau justru koreksi lebih dalam. 

Dalam jangka panjang, tren akumulasi oleh investor besar menunjukkan bahwa potensi kenaikan masih tetap ada. Namun, menurut Fyiqieh, pasar mungkin akan mengalami fluktuasi yang cukup signifikan sebelum mencapai titik stabil baru.

Selanjutnya: Tips Bijak Mengelola Keuangan saat Mudik Lebaran Agar Tidak Boncos

Menarik Dibaca: Pagi Hari Hujan di Daerah Ini, Berikut Proyeksi Cuaca Besok (31/3) di Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media
Tag

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×