Sumber: KONTAN | Editor: Test Test
JAKARTA. Harga kontrak crude palm oil (CPO) sudah mencetak rekor kenaikan tertinggi selama 3 hari berturut-turut sejak Jumat (30/3) lalu. Pada Selasa (4/4), harga kontrak CPO di Bursa Derivatif Malaysia mencapai level tertinggi dalam 8 tahun terakhir, yaitu 2.115 ringgit per ton atau setara US$ 612 per ton.
Hari itu, harga kontrak CPO naik 1,4% dibanding dengan harga Selasa (3/4). Adapun harga kontrak CPO untuk pengiriman Juni 2007, yang menjadi patokan harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia, naik 29 ringgit menjadi 2.115 per ton atau setara US$ 612. Ini tertinggi sejak Januari 1999. Kontrak CPO untuk pengiriman 3 bulan ke depan ditutup menguat 1,2% pada level 2.086 ringgit, Selasa (3/4), berkat sentimen positif kenaikan harga kontrak minyak kedelai di Bursa Derivatif Malaysia. "Harga yang dicapai memang tergolong tinggi. Terakhir, harga CPO mencapai US$ 600 per ton itu sekitar tahun 1997-1998," ujar Julie Syaftari, Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) kepada KONTAN, Rabu (4/4). AALI adalah salah satu produsen CPO terbesar Indonesia.
Melonjaknya harga kontrak minyak sawit ini terjadi lantaran pasar khawatir pada turunnya pasokan. "Permintaannya besar, sementara produksinya melambat," kata seorang pialang di Kuala Lumpur, sebagaimana dikutip Reuters. Julie membenarkan hal itu. Menurut dia, para produsen CPO kini memang tengah mengalami masalah yang sama, yaitu penurunan produksi karena dampak musim kemarau yang berkepanjangan sejak 2006.
"Sampai Maret 2007, produksi CPO AALI masih negatif 10% dibanding Maret tahun lalu," ujarnya. Berdasarkan data Buletin Investoraaliedisi Maret 2007, produksi CPO Januari-Februari 2007 mencapai 539.411 ton, turun 5% dari periode yang sama 2005 sebesar 567.975 ton. Julie memperkirakan dampak musim kemarau terhadap penurunan produksi CPO masih bakal terasa hingga semester pertama tahun 2007 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News